Taisho Tripitaka No. 1297
SUTRA PUJANA KEPADA 12 MAHADEVA PENUH WIBAWA
bab 1
translate by lienhua shian

Pada suatu ketika Samantabadra Bodhisattva (Vajrasattva) dengan penuh kasih mengamati para dewa dan manusia. Kemudian mengatakan "semua makhluk diliputi oleh perubahan catur mahabhuta. Banyak penyakit dan gangguan setan mara, menyesatkan dan memperpendek usia.

Bagaimana mengatasi berbagai kemalangan dalam dan luar ini....
semua adalah karena para makhluk tidak tahu membalas budi.
Budi apakah itu?...yaitu budi dari para Dewa bumi, air, api, angin, matahari, rembulan. Beliau semua memiliki budi jasa memelihara kita dari dalam dan luar. Bagaimana memahami budi ini, bahwa catur mahabhuta adalah intisari Nya, begitu juga dengan matahari dan rembulan serta lainnya.

Memberi pujana pada dewata menghasilkan banyak manfaat, alam materi dan spiritual akan memperoleh tambahan kekuatan.
Siapakah dan ada berapakah Para Maha Dewata itu? Para Dewata itu ada 12.

Ialah :
1.Deva Prthivi (bumi, memiliki 2 wujud, Prthivivajra /Jianlaodishen dan wujud wanita sebagai Ibu pertiwi / Di Mu),
2. Deva Varuna (air) ,
3. Deva Agni (api),
4. Deva Vayu (angin),
5. Deva Ishna (Siva Mahesvara),
6. Deva Indra (Yuhuangdadi),
7. Deva Yama, (neraka)
8. Deva Brahma,
9. Deva Vaisramana,
10. Deva Raksasha,
11.Deva Surya, (matahari)
12. Deva Candra (bulan).

1..Saat Deva/Devi Prthivi bersuka cita,

*.tubuh manusia jadi kuat dan semakin rupawan.
*.Kekuatan hasil bumi di alam materi jadi bertambah dan beraneka rasa.

Saat Deva/Devi Prthivi murka,

*.tubuh manusia menjadi rusak dan memucat...
*.hasil bumi menjadi nihil


2. Saat Deva Varuna (air) bersuka cita, akan ada dua manfaat:
*.tubuh manusia tak kekurangan cairan.
*.Hujan turun tepat waktu.

Saat Deva Varuna murka, ada 2 kerugian:
*.tubuh manusia kekurangan cairan.
*.alam materi dilanda kekeringan, segala sesuatu musnah karena kekeringan.
Bahkan bisa juga turun hujan yang menjadi banjir akan memenuhi dunia.


3.Saat Deva Agni bersuka cita,
*.suhu tubuh manusia bertambah dan berkurang sesuai pada waktunya.
*.pergantian musim teratur.

Saat Deva Agni murka,
*.suhu tubuh manusia bertambah dan berkurang tidak pada waktunya.
*.akan terjadi kebakaran alami yang membakar segala sesuatu.

4. Deva Vayu bersuka cita,
*.tubuh manusia akan tenang dan rileks, bergerak sesuai keinginan.
*.alam material menjadi tenang tenteram... dan saat timbul angin dingin tidak akan merusak dan melukai.

saat Deva Vayu murka,
*.tubuh dan suara tak terkendali.
*.angin ribut maha dahsyat memporak porandakan dunia.
atau angin tidak akan bertiup sehingga tumbuhan tak akan bisa tumbuh sesuai waktunya.

Bila ke empat MahaDewata (Catur Mahabhuta) ini murka dan menyulitkan raja dan rakyat masuklah ke dalam stupa 5 cakra Sang Tathagata, menjaga sila dan bersarana pada Triratna, berkonsentrasi dan merenungkan :
tanah lahir bergantung pada air,
sifat air adalah sunya(kosong), oleh karena itu tanah/bumi itu anitya (tidak abadi).
air lahir bergantung pada angin,
sifat angin adalah sunya (kosong), oleh karena itu air itu anitya (tidak abadi).
api lahir bergantung pada unsur air dan angin, unsur air dan angin adalah sunya(kosong), maka api itu anitya (tidak abadi).
angin bergantung pada ruang, ruang itu tiada wujud, maka angin itu anitya (tidak abadi).
angin itu sunya, maka api pun sunya. api itu sunya, maka air pun sunya. Air itu sunya maka bumi pun sunya. Karena bumi itu sunya, maka semua yang lahir dari atas bumi adalah bersifat anitya (tidak kekal)

Saat melakukan perenungan ini, murka para deva akan lenyap dan tiada tempat bagi murka Nya untuk bernaung.

Kemudian, sadhaka melanjutkan dengan perenungan ini:
walaupun angkasa itu tiada, namun angkasa itu ada. maka dinamakan angkasa.
nama pasti mempunyai wujud. oleh karena itulah angkasa ada, maka angin juga ada.
karena ada angin, maka api, air, bumi dan lainnya semuanya memiliki wujud (wadah).
Saat melakukan perenungan ini, para deva akan menjadi senang, cahaya wibawa akan bertambah berkali lipat dan berdiam dengan tenteram.

5. Saat Deva Siva (Mahesvara / Isna/kematian) bersuka cita, para deva -pun turut bersuka! Para Mara tidak akan melakukan keonaran. Oleh karena itulah Dia disebut Mahesvara! Buddha bersabda, bila memberi pujana pada Mahesvara, berarti telah memberi pujana pada semua Para Dewata!
saat Deva Isna (Mahesvara) murka, para mara akan muncul dan negara akan kacau!

6. Indra (Tiangong/ Yuhuangdadi) adalah Tuhan bagi semua yang tinggal di bumi, mencatat dan mengamati semua kebajikan dan kejahatan umat.
Saat Beliau bersuka cita, negara dan rakyat akan tenteram,
saat Beliau murka akan terjadi peperangan.

7.Saat Deva Yama (neraka) bersuka cita, tiada kematian sebelum waktunya dan tiada wabah penyakit.
Saat Deva Yama murka, banyak orang mati sebelum waktunya dan penyakit menyebar dimana mana.

8. Deva Brahma adalah Tuan di surga, bapa dari semua makhluk.
Saat Beliau bersuka cita, dunia material/berbentuk akan tenteram tiada kekacauan.
Kenapa? karena pada permulaan kalpa, Deva ini menciptakan material Alam semesta.
Kenapa para makhluk di semesta tidak kacau, sebab Bapa Sang Raja bersuka cita.
Saat Deva Brahma murka, dunia akan kacau dan banyak penyakit meraja lela.
bahkan rumput dan pepohonan akan gugur, manusia akan haus nama bagaikan orang mabuk.

9. Saat Vaisramana Deva bersuka cita, para yaksa akan bersuka cita dan tidak melukai rakyat. Namun saat murka, semua akan kacau.

10. Saat Deva Rakshasa bersuka cita, para setan pelahap turut bersuka, tidak menyebar hawa racun dan tidak berbuat kejahatan. Namun jika murka, semua akan timbul kekacauan.

11. Saat Deva Surya bersuka cita, tidak akan kekurangan cahaya, manusia tidak akan timbul kebencian, semua makhluk dan materi akan diliputi kegembiraan.
Namun saat Beliau murka, suhu akan melemah dan tiada cahaya, walaupun memiliki mata namun tak akan bisa melihat, muncul derita kedinginan.

12. Saat Deva Candra bersuka, cahaya dingin bertambah sehingga manusia tidak sakit panas, namun saat murka akan kehilangan cahaya dingin.
Saat Candra dan Surya saling menyinari, banyak manfaat dan musim akan tiba pada saatnya. semua makhluk selalu bersuka cita.