Kalimat di bawah ini adalah pesan terakhir dari Honen kepada murid-muridnya.
"In China and Japan, many Buddhist masters and scholars understand that the nembutsu is to meditate deeply on Amida Buddha and the Pure Land. However, I do not understand the nembutsu in this way. Reciting the nembutsu does not come from studying and understanding its meaning. There is no other reason or cause by which we can utterly believe in attaining birth in the Pure Land than the nembutsu itself. Reciting the nembutsu and believing in birth in the Pure Land naturally gives rise to the three minds (sanjin) and the four modes of practice (shishu). If I am withholding any deeper knowledge beyond simple recitation of the nembutsu, then may I lose sight of the compassion of Shakyamuni and Amida Buddha and slip through the embrace of Amida's original vow. Even if those who believe in the nembutsu deeply study all the teachings which Shakyamuni taught during his life, they should not put on any airs and should practice the nembutsu with the sincerity of those untrained followers ignorant of Buddhist doctrines. I hereby authorize this document with my hand print. The Jōdo Shū way of the settled mind (anjin) is completely imparted here. I, Genkū, have no other teaching than this. In order to prevent misinterpretation after my passing away, I make this final testament."
terjemahan:
"Di Cina dan Jepang, banyak master dan sarjana Buddhis memahami bahwa Nembutsu/NianFo/Pelafalan Nama Buddha Amitabha adalah dengan bermeditasi secara mendalam pada Amida Buddha dan Tanah Murni. Namun, saya tidak memehami Nembutsu/NianFo dengan cara ini. Nembutsu/NianFo tidak didasari dari mempelajari dan memahami maknanya. Tidak ada alasan atau penyebab lain, yang mana kita benar-benar percaya dalam mencapai kelahiran di Tanah Suci, selain dari pada Nembutsu/NianFo itu sendiri. Nembutsu/NianFo dan percaya kelahiran di Tanah Suci secara alami menimbulkan tiga pikiran (Sanjin) dan empat bentuk praktik (Shisu). Jika saya berusaha memegang pengetahuan yang lebih mendalam melampaui kesederhanaan Nembutsu/NianFo, maka mungkin akan saya melupakan belas kasih Sakyamuni dan Amitabha Buddha dan meleset dari pelukan sumpah asli Amida itu sendiri. Bahkan jika mereka yang percaya di Nembutsu/NianFo secara mendalam, mempelajari semua ajaran yang diajarkan Sakyamuni selama hidupnya, mereka tetap harus berlatih Nembutsu/NianFo dengan ketulusan bersama dengan para pengikut yang tidak terlatih dan tidak tahu tentang doktrin-doktrin Buddhis. Saya memberikan dokumen ini dengan tulisan tanganku.. Metode Jodo Shu/Aliran Sukhavati benar-benar disampaikan di sini. Saya,. Genkū (Honen), tidak memiliki ajaran yang lain dari ini. Untuk mencegah salah tafsir setelah kepergian saya, saya membuat pernyataan terakhir ini. "
Master Honen juga mengajarkan hal di bawah ini:
"If, because it is taught that birth is attained with but one or ten utterances, you say the Nembutsu heedlessly, then faith is hindering practice. If, because it is taught that you should say the Name without abandoning it from moment to moment, you believe one or ten utterances to be indecisive, then practice is hindering faith. As your faith, accept that birth is attained with a single utterance; as your practice, endeavor in the Nembutsu throughout life."
Terjemahan:
"Jika, karena diajarkan bahwa kelahiran (ke Sukhavati) dapat dicapai hanya dengan satu atau sepuluh kali pelafalan (NianFo), anda akan melakukan Nembutsu/NianFo dengan kelalaian, maka di sini iman menghambat praktek. Jika, karena diajarkan bahwa Anda harus melafalkan Nama Amitabha Buddha tanpa meninggalkannya (secara terus menerus) dari waktu ke waktu, anda akan beranggapan bahwa pelafalan satu atau sepuluh kali Nama Buddha (catatan: menunjuk tentang kepercayaan bahwa dengan melafalkan nama Buddha Amitabha 1 kali atau 10 kali, seseorang akan terlahir di Sukhavati) menjadi sesuatu yang meragukan, maka di sini praktek menghambat iman. (Oleh karena itu) sebagai Iman, percayalah tentang kelahiran yang dapat dicapai dengan ucapan tunggal (pelafalan sekali Nama Buddha Amitabha);.(dan) sebagai praktek, Anda berusaha keras melakukan Nembutsu/NianFo sepanjang hidup ".
Kemudian, Master Honen juga sering mengutip ajaran dari Master Shan-Tao (patriat ke-5 Aliran Sukhavati di China)
"Only repeat the name of Amitabha with all your heart. Whether walking or standing, sitting or lying, never cease the practice of it even for a moment. This is the very work which unfailingly issues in salvation, for it is in accordance with the Original Vow of that Buddha."
Terjemahan:
"Hanya mengulang nama Amitabha dengan segenap hatimu, baik pada saat berjalan atau berdiri, duduk atau berbaring, jangan pernah berhenti mempraktekkannya, bahkan untuk sesaat.. Ini adalah sesuatu yang tak akan pernah berhenti dilakukan dalam usaha penyelamatan, karena sesuai dengan Sumpah asli Buddha tersebut (Amitabha Buddha). " - Master Shan-Tao
Demikian pesan dari Patriat-Patriat aliran Sukhavati.
Semoga postingan ini bermanfaat.
Bila ada kesalahan dalam penerjemahan bahasa Indonesia, mohon dikoreksi.
Namo Amitabha
Minggu, 28 Oktober 2012
Ajaran Sukhavati oleh Master Honen (Sesepuh aliran Sukhavati pertama di Jepang)
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
0 komentar:
Posting Komentar