(translated by the Toronto Translation Group and Janny Chow/ translated to Indonesian by Santoso)

Selama Upacara Pemberkahan Tahun Baru Lunar 1986, Tharchin Rinpoche, seorang Tulku Tibet, hadir di Vihara Rey Tseng.

Selama Upacara Pemberkatan, Saya memohon Tharchin Rinpoche untuk mengadakan dua tugas bagi saya. Yang pertama, pada permulaan dari upacara, Saya meminta beliau untuk merapalkan dalam Tibetan untuk mengundang semua Buddha dan Bodhisattva untuk hadir dalam perkumpulan. Yang Kedua, pada akhir dari upacara, Saya mengundang beliau untuk membikin sebuah permohonan dalam Tibetan, sehingga seluruh murid-murid dari Sattyabuddha akan mengalami keajaiban-keajaiban yang baik dalam tahun yang baru ini.

Setelah upacara, Tharchin Rinpoche datang ke saya. Dengan suara yang agak ragu-ragu, beliau menanyakan, "Dapatkah saya....dapatkah saya..."

"Ada apakah?" Saya bertanya kepada beliau.

"Salah satu dari teman saya juga ingin berlindung kepada Buddha Hidup Lian Sheng. Saya bertanya-tanya jika Buddha Hidup akan menerimannya atau tidak?"

"Rinpoche yang manakah?"

"Namanya adalah Lama Tsimtalung Rinpoche, seorang Nyingmapa Tulku. Dia saat ini bertugas di Pusat Nyingmapa di state Oregon." Tharchin Rinpoche menyatakan hal tersebut.

"Baiklah, Tharchin Rinpoche, anda dapat meminta Lama Tsimtalung Rinpoche untuk datang ke Tantrik Quarter Sattyabuddha, dan kita akan melaksanakan Upacara Pemulaan Sattyabuddha Gama untuk beliau, sehingga beliau boleh berlindung kepada saya."

Dengan rasa terima kasih yang dalam, Tharchin Rinpoche melakukan sebuah Sujud Besar. Tharchin Rinpoche telah menerima dua Abhiseka sebelumnya dari saya.

Kemudian, Tharchin Rinpoche mengeluarkan dari tas kain beliau sebuah segiempat kitab copy yang teramat usang. Kitab ini sangatlah kuno dan compang-camping. Membukannya dengan menunjukkan kepada saya, beliau berkata, "Ini adalah sebuah copy pribadi yang sangatlah berharga dari sebuah buku yang sangat langka yangmana telah diwariskan turun temurun dari pemegang warisan dari silsilah Nyingma, Rinpoche Darwa, hampir kira-kira seiribu tahun yang lalu. Kitab ini telah diturunkan dari generasi ke generasi, dan sekarang diturunkan kepada saya generasi ke-sepuluh. Saya mengundang Buddha Hidup Lian-Sheng untuk membacanya."

"Buku macam apakah ini?" Saya sangatlah ingin tahu mengapa buku ini dikatakan sangat berharga sehingga hanyalah diturunkan secara rahasia selama berabad-abad. Tak terdengar oleh orang lain, Tharchin Rinpoche berbisik kepada saya,"Ini adalah Sutera tentang Pemasukan Rahim."

Oh! Saya mengerti. "Sutera tentang Pemasukan Rahim memang sungguh-sungguh sebuah buku rahasia yang mana tak semua Lama dapat memilikinya. Buku ini hanyalah diberikan dari Tulku ke Tulku, satu demi satu. Tharchin Rinpoche, sebagai Tulku inkarnasi yang ke-sepuluh dari Sekte Nyingma Tibet, tentu saja layak untuk mewarisi sebuah copy. Apa yang tertulis di Sutera tentang Pemasukan Rahim adalah sebuah rahasia dari reinkarnasi dari Tulku-Tulku Tibet.

Ketika seorang Tulku akan meninggal, rohnya pertama-tama meninggalkan tubuh fisiknya, menggunakan sebuah metoda yangmana beliau telah berlatih sebelumnya dalam kehidupan beliau. Metoda dari "roh" meninggalkan tubuh fisik adalah Metoda Peninggalan Tubuh yang tersohor. Setelah roh meninggalkan tubuh fisik, roh ini akan cepatnya terbang ke ibu hamil yang telah terpilih, dan, menggunakan metoda rahasia, memasuki rahim untuk terlahir sekali lagi. Prosses ini dikenal sebagai reinkarnasi dari para Tulku.

Beberapa Tulku Tibet mengetahui jauh hari dimanakah beliau akan terlahir kembali; sehingga, beliau membikin syair untuk menunjukkan secara langsung kepada murid-murid beliau ke daerah tertentu untuk mencari reinkarnasi berikutnya.

Tulku yang tereinkarnasi semuanya memiliki tanda-tanda khusus pada tubuh-tubuh mereka. Mereka dapat mengenali artikel-artikel keagamaan yang mereka telah gunakan pada kehidupan yang sebelumnya. Mereka juga ingat murid-murid mereka pada kehidupan sebelumnya. Prosess penyataan seorang tulku sangatlah rumit dan aneh. Misalnya, topi dari Tulku-Tulku dicampur aduk dengan beberapa topi para Tulku yang lainnya, Tulku yang terlahir kembali diharapkan untuk mengambil satu yang mana telah dipakai pada kehidupan yang lampau dan mengenakannya.

Tentu saja, untuk menjadi Tulku Tibet yang sejati, seseorang haruslah memiliki pengetahuan dari dua metoda tersebut. Yang pertama adalah Metoda Pemberangkatan Badan. Yang kedua adalah (yang mana yang paling penting) Metoda Pemasukan Rahim. Jadi sangatlah jelas bahwa Sutera Pemasukan Rahim ini sangatlah penting.

Sesuatu sangat menarik terjadi. Ketika saya perlahan-lahan mempelajari sutera Tibet ini, sebuah api lampu dari meja saya tiba-tiba memancarkan sinar terang benderang, seakan-akan api lampu ini menjadi butir-butir kristal. Pada inti dari sinar, tujuh biji mala yang berwarna-warni muncul. Relik-relik ini berpercikan dan sebersih kristal dan kilauanya sangatlah anggun.

Relik-relik tersebut adalah sebuah perwujudan gaib dari Kuan Yin Boddhisatva (Avalokitesvara) pada saat acara Upacara Pemberkatan Tahun Baru Lunar 1989. Apakah kejadian tersebut menunjukkan kebesaran alamiah dari Sutera Pemasukan Rahim? Apakah mereka terbentuk dari alam roh? Apakah mereka datang jauh-jauh dari Tibet?

Relik-relik yang terang dan elok ini betul-betul dalam artinya! Ada sebuah tali-temali dalam garis keturunan Sattyabuddha Gama, dan sebuah tanda Keutuhan di masa yang akan datang!

Tibet Tulku yang lainnya, Lama Tsimatalung Rinpoche, akan datang untuk berlindung di sekolah kita. Pada masa yang akan datang, akan banyak lagi Tibet Tulku yang datang untuk berlindung di Sattyabuddha Gama.

Selama Upacara Pemberkatan, ada beberapa tanda-tanda baik yang lainnya. Dua gadis kecil dari keluarga Lin, Yi-Chian dan Yi-Pei, mendapatkan pengelihatan sebuah kepala naga dan tubuhnya dilangit di atas Vihara Rey Tseng. Seorang murid dari Indonesia, Lianhua Kung-Yi, mendengar adanya rauman dari Naga-Naga. Ini merupakan tambahan dari persembahan sebuah copy dari buku Tibet, Sutera mengenai Pemasukan Rahim, bagi Sattyabuddha Gama, oleh Tharchin Rinpoche ke-sepuluh dari Sekte Nyingma Tibet. Pada masa yang akan datang, Sattyabuddha Gama akan terpandang di seluruh dunia. Banyak tulku-tulku akan terlahir kembali ke dunia untuk menyebarluaskan Buddha Dharma, dan membantu membawa banyak insan manusia ke pantai seberang.