Minggu, 28 Oktober 2012

Devadatta Menjadi Buddha

Semoga semua mahluk mencapai kebebasan yang sempurna dan mendengarkan Dhamma-Nya yang indah pada awalnya, indah pada tengahnya, dan indah pada akhirnya.

Devadatta selama banyak kehidupan juga telah berusaha mengumpulkan kebahagiaan dirinya sendiri, bahkan Devadatta juga telah mengajarkan Sang Bodhisattva Mahasattva saat Bodhisattva masih menjadi Raja, tetapi dikarenakan keinginan untuk mencari Dharmaparyaya (Hukum Kesunyataan Yang Menakjubkan), Sang Bodhisattva Mahasattva melepaskan semua harta duniawinya dan memutuskan menjadi pelayan Devadatta. Semua usaha-Nya ini melalui perjumpaan berturut-turut dengan Sutra Bunga Teratai Putih selama kalpa-kalpa yang tak terhingga, menguasai Praticayasamudpada Nidana yakni 12 Hukum Kesunyataan Pratyekabuddha, berbuah dengan Kesempurnaan Dasa Paramita, dan datang ke sahalokadhatu ini sebagai Sakyamuni Tathagata Arhan SamyakSamBuddha. Dan Sakyamuni Tathagata menyatakan terima kasih-Nya yang dalam kepada Sang Devadatta dengan Vyakarana bahwa Sang Devadatta akan menjadi Tathagata Arhan SamyakSamBuddha yang bernama Devaraja.

Dalam menempuh perjuangan-Nya untuk menjadi Buddha, Bodhisattva harus menyempurnakan paramita-Nya(Kesempurnaan memberi), kebajikan, melenyapkan semua rintangan karma, menjadi sepenuhnya bersih suci seperti vaidurya ratna yang sempurna tanpa cacat. Dalam Sutra Bunga Teratai Putih, Sakyamuni Tathagata menyatakan bahwa: "Sang Tathagata bebas dari semua akibat Hukum." Kejadian seperti saat Sang Buddha melalui Upayakausalya-Nya mewujudkan diri-Nya sakit, masuk angin, berusia tua adalah semata-mata demi menunjukkan kepada Maha Sravaka Sangha dan para mahluk akan bahayanya tubuh ini yang tidak kekal, supaya mereka semua sadar dan mengikuti jalan Sang Sugata yang telah menyatakan bahwa dalam kehidupan-Nya itu merupakan akhir dari samsaranya (kelahiran terakhir). Semua serangan tidak dapat mendekati atau bahkan melukai Sang Tathagata kecuali Sang Tathagata menghendaki. Hasilnya, Sang Devadatta dalam saat terakhirnya sebelum ditelan bumi, devadatta menyatakan bagaimanapun saya berlindung kepada-Mu. Oleh sebab inilah Devadatta sebelum akhir hayatnya sempat mengucapkan kata-kata ini yang tidak diucapkannya saat masih melawan Sang Buddha.

Devadatta setelah menjalani semua masa hukumannya akibat melukai Seorang SamyakSamBuddha akan menjadi Seorang Pratyekabuddha yang bernama Atthissara. Devadatta pada masa Sang Gautama Muni adalah sepupu dari Sang Sakyamuni dan saudara laki-laki dari Ananda.

Dalam Devadatta Parivartah pada Stupasamdarsana Parivartah, juga akan menjadi SamyakSamBuddha:

Sang Buddha bersabda kepada seluruh Bhiksu:"Raja dimasa dahulu itu adalah Aku Sendiri dan Orang Bijak pada masa itu adalah Sang Devadatta Sendiri. Melalui Persahabatan yang baik dari Sang Devadatta, Aku dapat menjadi sempurna didalam Keenam Paramita, didalam hal Keluhuran, Welas asih, Kebahagiaan dan Pikiran Bebas, didalam hal Ke 32 Tanda, 80 jenis Keistimewaan, Kulit yang berlapis Emas, 10 macam Kekuatan, ke 4 macam Keberanian, ke 4 Angger-Angger Kemasyarakatan, ke 18 ciri-ciri yang khusus, Kekuatan-Kekuatan Ghaib di Jalanan Agung, Pencapaian Penerangan Agung, dan Penyelamatan umat yang menyeluruh, yang semuanya ini semata-mata berkat Persahabatan yang baik dari Sang Devadatta.
Aku nyatakan kepada Kalian Keempat Kelompok: Sang Devadatta nanti, sesudah kemangkatan-Nya dan sesudah sekian kalpa yang tak terhitung berlalu, akan menjadi Seorang Buddha yang bergelar Devaraja, Yang Telah Datang, Yang Maha Suci, Yang Telah Mencapai Penerangan Sempurna, Yang Telah Mencapai Kebebasan Yang Sempurna, Sempurna Pikiran dan Perbuatan, Yang Terbahagia, Maha Tahu Tentang Dunia, Sang Pemimpin Tiada Tandingan, Guru Dewa dan Manusia, Yang Telah Sadar, Yang Dihormati Dunia, dan yang Dunia-Nya akan disebut Devasopanna. Pada saat itu Sang Devaraja akan tinggal di dunia selama 20 kalpa sedang Beliau akan mengkhotbahkan Hukum Kesunyataan Yang Menakjubkan secara luas kepada seluruh umat, dan para mahluk hidup yang banyaknya seperti pasir-pasir dari Sungai Gangga yang akan mencapai KeArhatan; Para Umat yang tanpa terhitung jumlah-Nya seperti pasir-pasir dari Sungai Gangga, mencurahkan Diri Pada Jalan Agung, akan mencapai Kepastian untuk tidak terlahir kembali dan Mereka akan mencapai Tingkatan yang tiada akan jatuh kembali pada kehidupan yang tidak kekal.

Kemudian sesudah Parinirvana dari Sang Devaraja, Hukum Yang Benar ini akan tinggal di dunia selama 20 kalpa sedang. Sebuah Stupa dari 7 Benda Berharga akan didirikan setinggi 60 yojana, dengan lebar dan panjang 40 yojana bagi abu relic seluruh Badan-Nya. Semua para dewa dan manusia akan memberikan Penghormatan dengan takzim dan memuja Stupa dari 7 Benda Berharga itu dengan beranekaragam Bebungaan, Bubuk Cendana, Dedupaan, Minyak Harum, Pakaian-Pakaian, Karangan-Karangan Bunga, Panji-Panji, Bendera-Bendera, Tirai-Tirai Bertatah Manikam, dendang dan lagu. Beribu-ribu Mahluk yang tak terhitung jumlah-Nya akan mencapai KeArhatan; Para Mahluk hidup akan tergugah untuk menjalankan KePratyekaBuddhaan; dan Para Mahluk yang tak terbilang banyak-Nya akan bangkit menuju Bodhi serta tidak akan jatuh kembali pada kehidupan yang tidak kekal."

Sang Buddha bersabda kepada Para Bhiksu: "Seandainya di dalam dunia yang mendatang terdapat Putera ataupun Puteri yang baik, yang mendengarkan Hikmah Sang Devadatta tentang Hukum Kesunyataan Sutta Bunga Teratai Yang Menakjubkan ini dengan Hati Yang Bersih dan Penghormatan karena Keyakinan serta tiada rasa bimbang sedikitpun, maka Orang seperti ini tidak akan terjatuh ke dalam neraka atau menjadi seorang yang berjiwa tanha maupun menjadi seekor hewan, tetapi Ia akan terlahir dihadapan Para Buddha dari alam semesta. Dimanapun juga Ia terlahir, Ia akan selalu mendengar Sutta ini. Dan jika Ia terlahir diantara Para Dewa dan Manusia, maka Ia akan menikmati Kebahagiaan yang tiada taranya. Bagi Sang Buddha yang menyaksikan Kelahiran-Nya haruslah melalui permunculan dari sebuah Bunga Teratai." (Arya Mahayana :: View topic - Stupa Samdarsana Parivartah Dharmaparyaya Suttram)

0 komentar:

Posting Komentar

Analitic

Suasana angin Topan di surabaya november 2017

Suhu Malaysia yang gagal Panggil Shen

Upacara Buddha Tantrayana Kalacakra indonesia

Four Faces Buddha in Thailand 1 (Copy Paste Link ini) https://www.youtube.com/watch?v=jnI1C-C765I

SemienFo At Thailand 2 (Copy Paste Link ini) https://www.youtube.com/watch?v=GOzLybAhJ2s

Informasi

 
;