Ini saya kutip sebagian dari Milis Budaya Tionghoa, semoga bermanfaat bagi kita semua.

>
> Salam,
>
> Melanjutkan diskusi mengenai kosmologi Tiongkok. Menurut saya para pakar
budaya Tiongkok di sini jangan segan-segan untuk senantiasa memberikan
penjelasannya. Bila tidak segenap aspek berharga budaya Tiongkok akan mengalami
degradasi dan menjadi semacam tahayul semata. Menarik sekali mengenai penjelasan
sebelumnya tentang 9 angka dalam kosmologi Tiongkok.
> Kali ini saya akan lebih memusatkan perhatian dalam penataan altar. Banyak
orang saat menata altar berpikir bahwa itu adalah persembahan bagi shen, fo,
atau busa. Tetapi tentu saja maknanya tidak demikian. Saya akan menceritakan
dari sudut pandang agama yang saya anut. Saya adalah penganut Tantrayana,
khususnya aliran Satya Buddha Kasogatan (Zhenfozong). Aliran ini merupakan
perpaduan antara Daoisme dan Buddhisme. Saat seorang menata altar atau mandala,
maka tidak hanya sekedar taruh barang persembahan saja, melainkan harus diiringi
visualisasi tertentu. Bagi seorang acarya (shangsi) bahkan perlu melakukan
gerakan2 tertentu umpamanya menghentak bumi atau membentuk goresan2 tertentu
seperti menulis hu.
> Jarang ada orang mengetahui bahwa altar atau mandala sesungguhnya adalah
tiruan alam semesta dalam bentuk mini. Para guru agung mengajarkan penataan
mandala atau altar baik dalam dalam Daoisme maupun Buddhisme dengan tujuan kita
belajar tentang kosmologi Timur. Dengan memahami kosmologi kita akan paham
mengenai interaksi dalam alam semesta. Paham alam semesta berarti paham diri
kita sendiri, karena manusia sebenarnya adalah alam semesta ini eksis dalam diri
manusia itu sendiri.
> Sebagai contoh, adalah angka 3 dan 7 bila dikaitkan dengan diri manusia
mewakili sanhun dan qibo. Dalam filsafat Barat angka tiga dikaitkan dengan
tubuh, jiwa, dan roh, namun tentu saja 3 hun ini tidak begitu tepat bila
dikaitkan dengan hal tersebut. Sedangkan angka 7 ini kemungkinan di Barat dapat
disepadankan dengan tujuh malaikat (Gabriel, Rafael, Mikhael, Tobiel, Azael,
dll). Konsep seperti ada dalam gnosisme atau sisi esoterisme agama Barat.
Tentunya ini perlu kita kaji lebih mendalam. Dalam Daoisme kita mengenal istilah
Sanqing, yakni Taishang Laoqun, Yuanshi Tianzun, dan Lingbaotianzun. Dalam
Buddhisme kita mengenal Sanbaofo (Shijiamonifo, Yaoshifo, dan Amiduofo). Menurut
saya ini sebenarnya adalah simbol kejiwaan manusia.
> Angka 9 ini sangat menarik. Menurut tradisi filsafat Tiongkok terdapat
sembilan lubang dalam tubuh manusia. Selain itu dikenal pula 9 gong dalam salah
satu cabang astrologi yang disebut Taijiugong (populer di Jepang dengan istilah
9 Ki astrologi). Dalam Buddhisme Tantra terdapat istilah transformasi kesadaran
saat seseorang meninggal, yakni menutup jalan keluar kesembilan lubang ini.
> Kembali ke masalah penataan altar. Agar kita dapat mengambil manfaat yang
sejati dari praktik spiritual ini, perlu dipahami benar bagaimana tata cara saat
seorang meletakkan berbagai persembahan. Dan yang terutama adalah
visualisasinya. Tentu saja ini berbeda pada masing-masing perguruan baik yang
ada dalam Daoisme dan Buddhisme sendiri.