Rabu, 05 September 2012

Apakah Bodhicitta itu?

Sebenarnya, apakah bodhicitta itu? Bodhicitta adalah pikiran yang ditandai oleh aspirasi, “ 
Demi kebahagiaan semua makhluk, aku harus mencapai pencerahan sempurna  .” 
Walaupun kalimat ini mudah kitaucapkan berulang kembali, namun bodhicitta bermakna lebih dalam 
daripada kata-kata di atas. Bodhicitta merupakan kualitas yang kita tumbuhkan secara sistematis dalam batin kita.
 Hanya berpegang padapemikiran, “ Aku harus mencapai pencerahandemi kebahagian semua makhluk ”dalam pikiran sebelumnya tanpa mengembangkan prasyarat,tingkatan dan landasan utamanya, bodhicitta tidak akan muncul.Karena alasan inilah, Yang Arya Atisha pernah bertanya, “Apakahkamu pernah menemukan seseorang yang memiliki bodhicitta yang praktiknya tidak diawali meditasi cinta kasih dan belas kasih?”

Manfaat Bodhicitta 

Apa manfaat dari membangkitkan bodhicitta? Jika kita mengetahui manfaat dari makanan bergizi, kita akan berusaha untuk memperoleh,mengolah serta memakan makanan tersebut. Sama halnya dengan itu, ketika kita mendengar manfaat yang sangat besar dari bodhicitta,kita akan berusaha belajar metode dan latihan untuk membangkitkanbodhicitta.Manfaat yang bisa langsung kita rasakan dari membangkitkanbodhicitta dalam arus pikiran kita adalah kita memasuki kendaraan besar (“mahayana”) menuju kebuddhaan dan akan mendapat gelar bodhisatwa atau keturunan keluarga Buddha. Tidak menjadi masalahkita seperti apa, bagaimana pakaian kita,
seberapa besar kekayaan atau seberapa besar kekuasaan kita, apakah kita memiliki kekuatan batinkhusus atau tidak, atau seberapa terpelajar diri kita, saat kita bertekaduntuk membangkitkan bodhicitta, seketika itu juga kita menjadibodhisatwa; tidak peduli kualitas lain dari diri kita. Jika kita tidak memiliki bodhicitta, maka kita bukan bodhisatwa. Bahkan makhluk dengan bodhicitta yang terlahir dalam tubuh hewan tetap dihormatioleh semua Buddha sebagai seorang bodhisatwa.Para bijaksana dari sravakayana

memiliki kualitas bajik yang tidak terhitung banyaknya, namun dalam hal kualitas batin, orang yang sudahmengembangkan bodhicitta, bahkan hanya pada tahap awal, telahmelampaui kualitas batin mereka. Ini dapat diibaratkan dengan bayidari seorang raja, meskipun ia hanya seorang bayi yang tidak memilikipengetahuan atau kekuasaan, bayi tersebut memiliki kedudukan yang
lebih tinggi dari semua terpelajar ataupun menteri di kerajaan tersebut.Dari segi manfaat umum, semua kebahagiaan dan kebajikanmuncul dari bodhicitta.
Semua Buddha berasal dari bodhisatwa, dan para bodhisatwa ada karena bodhicitta. Karena adanya kelahiran paraBuddha dan bodhisatwa, gelombang energi pencerahan menyebar keseluruh semesta, mempengaruhi semua makhluk untuk melakukan karma positif. Karma positif yang dilakukan semua makhluk ini sendiriakan membawa manfaat dan kebahagiaan yang melimpah bagi merekasendiri. Dari satu sisi, kekuatan energi yang tercerahkan danpencerahan datang dari tubuh kebijaksanaan Buddha, namun karenaBuddha berasal dari bodhisatwa dan bodhisatwa dari bodhicitta, makasumber utama dari kebajikan dan kebahagiaan dalam semesta ini adalahbodhicitta itu sendiri.


Bodhicitta adalah batin pencerahan


Merujuk pada keadaan mental seseorang yang mempunyai rasa cinta kasih terhadap semua makhluk dan kasihan pada penderitaan mereka.Bedanya dengan Metta dan karuna adalah bahwa bodhicitta melibatkan tindakan dan komitmen Tekad dan komitmen agar dapat membebaskan semua makhluk dari penderitaan samsara. Karena cara paling efektif adalah menjadi Samma SamBuddha, maka orang ini bertekad mencapai ke-Buddhaan.

Orang yang mempunyai bodhicitta mementingkan orang lain daripada dirinya sendiri.Bodhicitta ada 2 macam: yang dibuat-buat/ diusahan supaya ada, dan yg spontan. Setelah mengembangkan bodhicitta spontan, satu makhluk akan menjadi seorang Bodhisattva, memasuki jalan bodhisattva (bodhisattvayana)
Setelah mengumpulkan banyak kebajikan dan kesempurnaan, bodhisattva akan menyatakan tekad untuk mencapai ke-Buddhaan di depan seorang Buddha yg hidup, dengan pikiran, ucapan, dan perbuatan. Pada tahap pernyataan dengan perbuatan, Buddha tersebut akan memberikan ramalan yang pasti mengenai nama, ayah, ibu, istri, murid, dll yang akan dimiliki ketika Bodhisattva menjadi Buddha. Dalam tahap ini Bodhisattva sudah menjadi Bodhisattva penuh.

Ajaran bodhicitta lebih ditekanan dalam mahayana, bahkan merupakan pilar mahayana yg tidak boleh hilang. Sedangkan dalam Theravada, tidak ditekankan dan hanya sebats dikagumi dan tercatat dalam tipitaka pali.

Bagaimana Kita Mengembangkan Bodhicitta?
Ada dua metode utama:

A. Metode I adalah melalui meditasi 6 sebab dan 1 efek (tujuh pokok sebab- efek) yakni:
1.Mengenali semua makhluk pernah menjadi ibu kita,
2.Mengingat kebaikan ibu,
3.Membalas kebaikan ibu,
4.Cinta kasih - maitri
5.Belas kasih – karuna
6.Pemikiran luar biasa akan tanggung jawab universal.\
7.Bodhicitta – ialah hasil atau efek dari enam latihan sebab [1-6].

B. Metode II adalah meditasi yang mana kita secara langsung menukarsikap mementingkan kebahagiaan diri sendiri dengan sikap mementingkan kebahagiaan orang lain.
Untuk mempraktikkan kedua jenis metode membangkitkanbodhicitta ini, sebelumnya kita harus mengembangkan pikiranperasaan kesetaraan terhadap semua makhluk.
Pandangan kitaterhadap semua makhluk harus mampu melampaui konsep bahwamereka ini adalah teman baikku, maupun konsep bahwa mereka ituadalah musuh yang aku tidak suka dan benci, dan sisanya merupakan orang asing bagi kita. Sebelum kita memiliki pikiran perasaankesetaraan terhadap segala sesuatu, meditasi apa pun yang dilakukanuntuk membangkitkan bodhicitta menjadi tidak efektif. 
Sebagaicontoh, jika kita ingin melukis pada tembok, pertama kita harusmembersihkan permukaan tembok yang kasar dan bercak di atasnya.Dengan cara yang sama, kita tidak dapat membangun bodhicitta yang indah dalam pikiran, kita bebaskan pikiran dari pandangan kelirumengenai teman, musuh atau orang asing.

Bodhicitta Menurut Bhiksu Nirmana Sasana

Sakyamuni Buddha. Kita sebagai umat Buddha yang taat sudah pasti mengenalNya sebagai Guru Junjungan kita yang pada 544 tahun yang lalu mengabdikan 49 tahun dari masa hidupNya untuk membabarkan Dharma; mengajarkan kita untuk menemukan dan menjalankan Dharma dalam kehidupan sehari-hari kita. Bila kita perhatikan, Dharma yang dibabarkan oleh Sang Buddha tidak pernah terlepas dari apa yang disebut dengan Bodhicitta, seperti di dalam Sutra Amitabha, Sutra Saddharmapundarika, terlebih di dalam Sutra Bodhicitta itu sendiri.


Di dalam Sutra Bodhicitta, kita dapat melihat bahwa setiap kalimat yang ada di dalamnya mengajarkan kita untuk mengembangkan jiwa Bodhisattva. Dari sini kita dapat mengetahui bahwa dalam menjalankan Buddhadharma dalam kehidupan sehari-hari, pengembangan jiwa Bodhisattva adalah merupakan suatu hal yang mutlak.

Memang benar, kita sebagai umat Buddha, hendaknyalah kita selalu melaksanakan jiwa Bodhisattva dengan berbuat kebajikan. Seperti pepatah berkata: "Berbuat kebajikan akan mendapat buah baik, Berbuat kejahatan akan menerima buah buruk." Namun, apa yang dimaksud dengan kebajikan di sini? Apakah kebajikan akan terwujud tanpa pengembangan Bodhicitta? Lagipula, apakah yang disebut "Bodhicitta" itu? Dalam bahasa sehari-hari, kita sering mendengar kata "Pencerahan". Apakah ini yang dimaksud dengan Bodhicitta?

Bodhicitta bukanlah hanya sekedar "Pencerahan" biasa, tetapi Pencerahan ini adalah Pencerahan yang mengandung Tekad mencapai keBuddhaan. Terutama di dalam aliran Mahayana yang selalu tidak terlepas dari kata "Metta, Karuna, Mudita"(cinta kasih). Yang dimaksud "cinta kasih" di sini bukanlah seperti cinta kasih antara dua makhluk yang berlainan jenis atau bahkan sesama jenis, tetapi "cinta kasih" yang dimaksud dalam Buddhadharma adalah cinta kasih yang universal. Cinta kasih universal ini dikembangkan dari hati nurani kita yang terdalam, bukan yang hanya diucapkan di bibir belaka, atau yang timbul karena keinginan-keinginan tertentu (ego kita).

Bagaimana kita dapat mengembangkan Bodhicitta atau tekad mencapai keBuddhaan ini? Kita dapat mengembangkannya bila kita telah dapat mengikrarkan TEKAD kita.

Apakah yang dimaksud dengan "tekad"? Tekad adalah tujuan positif yang akan kita hadapi dan jalankan.

Untuk menimbulkan tekad, apa yang harus kita lakukan? Tekad dapat timbul di saat kita telah:
- Melepaskan keserakahan
- Melepaskan kebencian
- Melepaskan kebodohan

Tekad terbagi menjadi 2 jenis:
1. Tekad kecil.
Tekad ini biasa dilakukan oleh orang awam, dan umumnya hanya untuk diri sendiri atau keluarga, tidak peduli dengan orang banyak.

2. Tekad besar.
Tekad ini dilakukan oleh orang yang telah mengerti tentang Bodhicitta, atau mereka yang mau menjalankan jiwa dan semangat Bodhisattva. Orang-orang ini selalu menyadari bahwa makhluk hidup yang ada di alam semesta ini hidup dengan penuh penderitaan. Bagi mereka yang melaksanakan, dan menjalankan jiwa/semangat Bodhisattva akan selalu bertekad untuk menolong agar semua mahkluk hidup bahagia dan dapat mencapai Alam Bahagia (Tanah Suci Sukhavati). Bila kita mengembangkan tekad besar, kita akan selalu melakukan kebajikan demi kebahagiaan orang lain dan bahkan seluruh makhluk, tanpa mengharapkan imbalan. Kita sebenarnya tidak perlu mengharapkan imbalan. Ingat! Di dalam ajaran Sang Buddha telah dijelaskan tentang "Hukum Sebab dan Akibat." Segala sebab yang kita perbuat, baik maupun buruk, kita pasti akan menerima akibatnya. Hal ini tidak terelakkan, tidak bisa dipungkiri dan tidak dapat dihapus dengan apapun juga. Satu pepatah agama Buddha berkata: "Memberi adalah mendapat".

Setelah kita menjalankan tekad besar ini dengan ikhlas dan tulus, sekaligus melepaskan keserakahan dan keterikatan kita akan nama dan kedudukan, barulah dengan sendirinya kita dapat mengembangkan Bodhicitta (bertekad mencapai pencerahan keBuddhaan, untuk menolong sesama makhluk).

Ada hal lain yang penting untuk kita sadari. Sebenarnya segala sesuatu juga tidak terlepas dari proses jodoh. Untuk mengembangkan dan melaksanakan jiwa/semangat Bodhisattva inipun juga tergantung proses jodoh. Bila tidak mempunyai satu pertemuan antara A dan B, maka jiwa Bodhisattva tidak dapat terlaksanakan.

Proses jodoh apa saja yang memungkinkan bagi kita untuk mengembangkan Bodhicitta?
1. Mengingat jasa Sang Buddha, Guru Junjungan kita:
- Mengingat saat Sakyamuni Buddha pertama kali mengembangkan tekad untuk menolong seluruh makhluk.
- Mengingat jasa Sang Buddha bagi kita di saat kita ditutupi oleh kebodohan sendiri dan tidak dapat menerima pendapat dan nasehat orang lain. Dengan kebodohan ini kita masuk neraka untuk menerima karma buruk yang telah kita perbuat. Melihat penderitaan yang kita alami, Sang Buddha pasti akan merasakan sedih dan berusaha untuk menolong kita dengan cara apapun juga.
- Sang Buddha selalu dengan jiwa besar mengembangkan dan menjalankan Bodhicitta demi kita semua dan seluruh makhluk di Alam Semesta ini.

2. Mengingat jasa kedua orang tua kita:
- Mengingat ibu yang melahirkan kita dan orang tua yang telah memelihara kita hingga dewasa.
- Selalu mengenang jasa kedua orang tua kita di setiap kehidupan.
- Mengenang jasa orang tua kita di kehidupan yang lampau, intinya, semua makhluk adalah orang tua kita.

3. Mengingat jasa para guru:
- Mengingat jasa Guru Besar kita yang telah mengajarkan Dharma kepada kita.
- Mengingat jasa guru sekolah dari kelompok bermain hingga kita sarjana.
- Mengingat bahwa kehidupan para guru hanyalah dari pengabdian saja.

4. Mengingat orang-orang yang telah berjasa:
- Mengingat jasa para petani, pahlawan, dokter dan lainnya.

5. Mengingat jasa para makhluk hidup:
- Kita harus menyadari bahwa kita tidak dapat hidup tanpa orang lain.
- Menyadari bahwa setiap makhluk hidup ada kaitannya dengan kita dan ini disebut dengan tali perjodohan yang telah terjalin berkalpa-kalpa yang lalu.

6. Mengingat penderitaan hidup dan mati:
- Kita dan para makhluk lain tidak hentinya lahir dan mati.
- Kita kadang terlahir di Alam Bahagia, kadang terlahir di alam manusia, dan kadang terlahir di alam neraka, yang mana sama-sama menerima penderitaan dan penyiksaan yang diakibatkan oleh karma perbuatan buruk kita sendiri.

7. Mengingat para Sesepuh:
- Mengingat para Buddha dan Sakyamuni Buddha yang telah mencapai pencerahan sempurna.
- Mengingat para Bodhisattva yang selalu melaksanakan Bodhicitta demi menolong sesama makhluk.
- Mengingat para sesepuh yang telah mencapai pencerahan.
- Menyadari bahwa kita masih saja terus bergelut dengan karma dan tumimbal lahir.

8. Menyesali karma-karma buruk:
- Karma buruk kecil saja kita sudah sulit menerimanya, apalagi karma buruk besar. Apakah kita dapat menerimanya?

9. Meminta terlahir di Alam Bahagia (Pantai Seberang):
- Melatih diri dengan tekun
- Mengembangkan perbuatan baik.
- Mengembangkan jiwa dan melapangkan dada untuk selalu berdana
- Bila tidak mengembangkan kebajikan, maka sulitlah untuk dapat mencapai Pantai Bahagia. Ini disebut kemunduran atau kegagalan dalam mengembangkan bibit Bodhicitta.

10. Berupaya agar Buddhadharma tidak musnah:
- Sang Buddha mengajarkan DharmaNya, dan mengajarkan bagaimana menjalankan Dharma.
- Selalu melatih diri, selalu sabar atas yang sulit disabari, selalu melakukan perbuatan baik yang sulit dilakukan.
- Tidak membeda-bedakan, tidak gossip, dan tidak menciptakan keributan.

Apabila kita dapat menghayati ke-10 proses jodoh ini dengan baik, saya yakin kita semua dengan sendirinya akan mengembangkan tekad untuk Bodhicitta. Mungkin pada awalnya kita dapat mengembangkan jiwa/semangatnya Bodhicitta kecil (cinta kasih), yang hanya untuk lingkungan kita. Bila kita sering mengembangkan dan menjalankannya, maka lama kelamaan tanpa kita sadari kita akan lebih maju dalam pengembangan cinta kasih yang universal.

Yang penting untuk kita sadari adalah, kita dan seluruh makhluk tercipta dari unsur-unsur di alam semesta ini. Sebagai contoh, jasmani kita tercipta dari sebagian unsur kecil dari semesta ini. Oleh karena itu, kita jangan sombong dan jangan lupa diri, karena makhluk lain juga terdiri dari unsur-unsur semesta ini. Kita mempunyai enam indera. Para makhluk juga mempunyai enam indera. Kita harus bisa menerima kesamaan ini dan harus mempunyai kepercayaan terhadap Buddha, Dharma dan Sangha (Triratna).

Dengan selalu menghayati dan mengkaji penderitaan makhluk lain, maka otomatis kita membangkitkan Bodhicitta kita. Setelah Bodhicitta berkembang, wajah kita akan memancarkan cahaya, sinar kebajikan yang terang dan tenang. Kita akan selalu disenangi oleh seluruh makhluk dan disegani oleh musuh-musuh kita. Dengan demikian, kita akan terlepas dari segala malapetaka dan hidup berbahagia selalu. 


Lima Jenis Bodhicitta
【五種菩提心】

Oleh Maha Mula Acharya Liansheng
Diterjemahkan oleh Zhiwei Zhu


Kita pernah membahas perihal Bodhicitta, kita semua tahu belajar Budha Dharma harus 'mengembangkan Bodhicitta', namun terkadang tidak bisa menjawab jika sungguh-sungguh ditanyakan apa itu 'Bodhicitta'? Masalah ini sepertinya pernah dibahas, namun hari ini akan Aku bahas kembali dengan saudara sekalian.

Sebenarnya, Bodhicitta dibagi menjadi 5 jenis, yang pertama disebut 'Bodhicitta Ikrar' (願菩提心), yaitu anda mengembangkan ikrar ke atas ingin mencapai buah ke-Budha-an, ke bawah ingin menyelamatkan makhluk hidup, inilah ikrar anda. Ada pula 4 Ikrar Besar (catatan penerjemah: 4 Ikrar Besar (四弘願): Berikrar akan menyelamatkan makhluk hidup yang banyaknya takterhingga; Berikrar akan memutuskan klesha yang banyak tiada akhirnya; Berikrar akan mempelajari Pintu Dharma yang banyaknya takterhingga; Berikrar akan mencapai buah ke-Budha-an yang tingginya takterhingga. 「眾生無邊誓願度,煩惱無盡誓願斷,法門無量誓願學,佛道無上誓願成。」 Biasanya yang sering kita bahas adalah pada saat awal Sakyamuni Budha meninggalkan keluarga, Ia mengembangkan 4 Ikrar Besar, sekarang setiap sadhaka Budha juga sering mengembangkan 4 Ikrar Besar ini, 4 Ikrar Besar itu sendiri adalah 'Bodhicitta'. Ke atas mencapai ke-Budha-an, ke bawah menyelamatkan makhluk hidup adalah 'Bodhicitta', singkat kata, anda belajar Budha Dharma dan mengembangkan ikrar, ikrar hati yang dikembangkan adalah 'Bodhicitta', inilah yang disebut 'Bodhicitta Ikrar'.

Yang lain adalah 'Bodhicitta Pelaksanaan' (行菩提心), hanya mengembangkan ikrar saja tidaklah cukup, juga harus diterapkan, sama seperti kita memahami Budha Dharma itu tidak cukup, juga harus dilatih. Lalu anda berlatih secara nyata, itulah 'Bodhicitta Pelaksanaan'. Ada banyak sekali orang mengembangkan ikrar kosong, setelah dikatakan tidak dilaksanakan, tidak hanya tidak dikerjakan, bahkan sampai membuang ikrar awal yang telah dikembangkan. Melanggar ikrar dan sumpah adalah apa yang paling sering dilakukan manusia jaman sekarang. Jadi, Aku paling takut 'mengabdi sekuat tenaga' (鞠躬盡粹), 'Akan mendukung Ordo Satya Budha', ini yang Aku paling takut, karena setelah ia mengembangkan ikrar ini, pada akhirnya ia 'mengabdi sekuat tenaga' untuk menghancurkan Ordo Satya Budha. Jadi, ikrar di jaman sekarang ini tidak berharga, praktek nyata barulah berharga. Setelah anda betul-betul telah berbuat, itu baru berharga. Jadi, kata 'Pelaksanaan' (行) ini adalah 'Bodhicitta Pelaksanaan', anda laksanakan dengan sebenar-benarnya, itu disebut 'Bodhicitta Pelaksanaan'.

Kemudian setelah sampai pada alam kesadaran tertinggi itu menjadi 'Bodhicitta Kebenaran Luhur' (聖義菩提心). Apa itu 'Bodhicitta Kebenaran Luhur'? Yaitu anda terus berbuat, berkarya dalam 'Bodhicitta Pelaksanaan', namun anda tidak menyimpan rasa berjasa, yang sama dengan yang dikatakan dalam Sutra Vajra: 'Tiada tempat menetap dan timbul hati yang demikian' (無所住而生其心), setelah sampai di tingkat alam kesadaran ini, itu sama dengan 'Bodhicitta Kebenaran Luhur'. Juga bisa dikatakan sebagai 'Bodhicitta Sifat Sunyata' (空性的菩提心), yang berarti bahwa Bodhicitta yang anda kembangkan luarbiasa luas, terus sampai berubah menjadi tiada berbentuk, setiap hari anda dalam Bodhicitta Pelaksanaan, akan tetapi anda pribadi tidak menyimpan rasa berjasa, juga tidak memohon apapun, segalanya hanya ada kesempurnaan. Inilah yang disebut 'Bodhicitta Kebenaran Luhur', tentu saja ini yang paling luhur.

Dalam Vajrayana juga ada dua jenis, pertama 'Bodhicitta Samadhi' (三摩地菩提心), yang berarti bahwa pada saat anda ada dalam samadhi, hati anda memusat pada satu titik, menjadi sempurna dalam kekosongan, pada saat dalam samadhi, anda telah memutar Dharmacakra, kekuataan Dharma yang diaktifkan dari sini disebut 'Bodhicitta Samadhi', ini hanya ada dalam Vajrayana.

Yang ke lima adalah Bodhicitta Merah dan Putih (紅、白菩提心). Bodhicitta Merah dan Putih artinya anda telah menyaksikan Sambhogakaya Budha, dengan api kundalini (Merah) anda naik dan Cairan Bodhicitta (天水, Putih) turun dan membuat Cakra Hati anda terbuka, kemudian menyaksikan Yidam, pada saat ini disebut 'Bodhicitta Merah dan Putih', bisa disebut juga 'Bodhicitta Yidam' (本尊的菩提心). Akan tetapi Bodhicitta Yidam adalah setelah anda menyaksikan Yidam, beryukta dengan Yidam, segala perbuatan Bodhi yang anda kerjakan semuanya adalah perbuatan Yidam, ini bisa dikatakan Bodhicitta Merah dan Putih juga merupakan Bodhicitta Yidam.

Jadi, berbicara secara serius tentang Bodhicitta, ada Bodhicitta Ikrar, Bodhicitta Pelaksanaan, Bodhicitta Kebenaran Luhur, Bodhicitta Samadhi, Bodhicitta Merah dan Putih, adalah 5 jenis ini. Anda sekalian fahami baik-baik 'Pengembangan Bodhicitta', hanya ada ikrar, tidaklah cukup, harus mempraktekkannya, tidak melekat pada pelaksanaan praktek, sampai mencapai kebenaran sunyata, itulah Bodhicitta Kebenaran Luhur. Lalu masuk samadhi, memutar Dharmacakra, di dalam pemutaran Dharmacakra menyelamatkan semua makhluk hidup. Menjelma menjadi beribu-ribu, berpuluh ribu untuk menyeberangkan makhluk hidup, inilah Bodhicitta Samadhi, setelah sampai ke jenis yang ke 5, anda berubah menjadi Yidam, semua tindak tanduk anda sama dengan ikrar Yidam, inilah Bodhicitta Merah dan Putih.

Om Mani Padme Hum.
一九九二年十一月廿日
開示於 真佛密苑

0 komentar:

Posting Komentar

Analitic

Suasana angin Topan di surabaya november 2017

Suhu Malaysia yang gagal Panggil Shen

Upacara Buddha Tantrayana Kalacakra indonesia

Four Faces Buddha in Thailand 1 (Copy Paste Link ini) https://www.youtube.com/watch?v=jnI1C-C765I

SemienFo At Thailand 2 (Copy Paste Link ini) https://www.youtube.com/watch?v=GOzLybAhJ2s

Informasi

 
;