Selasa, 19 Juni 2012

Kegunaan Paritta


Kegunaan Paritta

Pendahuluan
Paritta dalam bahasa Pali atau Pirit dalam bahasa Indo sinhala, secara literal berarti “penuh perlindungan”. Buddha dalam berbagai kesempatan dengan bahasa pali yang suci merangkai paritta atau pirit, pastilah terdapat salah pengertian yang menyamakan paritta sebagai tuah yang misterius atau mantra, tetapi sebenarnya terdapat penganjuran asli yang etis dan mengandung nilai filosopis dari ajaran buddha, yang berkaitan dengan aspek-aspek Dhamma. Paritta yang dibacakan oleh Sangha atau umat, secara individu atau bersama-sama, untuk memperoleh berkat dari tiratana bagi diri mereka sendiri maupun bagi orang lain, baik disaat kesusahan maupun kesejahteraan.
Secara paritta dilantunkan untuk mengusir penjahat, menjauhkan penderitaan, ketidakberuntungan, ketakutan, kekhawatiran, penyakit, gangguan mental, untuk kesejahteraan, kesehatan, kekayaan, kesuksesan, umur panjang, kebahagiaan fisik dan mental, dan keyakinan (saddha).pemusatan pikiran (sati), itikad baik, kedamaian pikiran, keseimbangan pikiran, penerangan mental, kelembutan, adaptasi, pembenaran cara berpikir dan berkat yang lain, sebagai suatu kedisiplinan bhikkhu membaca paritta dipagi hari dan malam hari disuatu vihara. Jika ada yang sakit dan dalam upacara secara umum mereka diundang untuk membacakan paritta secara individu maupun berkelompok. Karena keinginan yang baik dan hidup selibat makan paritta yang dilantunkan oleh sangha sangatlah berpengaruh. Dalam penjabaran paritta, karaniya metta sutta adalah yang paling berpengaruh dan paling kuat. Menurut kronologisnya, ketika ada seorang bhikkhu yang meditasi dihutan namun diganggu oleh makluk yang kasat mata yang menghuni pohon-pohon, lalu buddha memberikan sutta ini kepada bhikkhu tersebut serta dinasehati untuk memancarkan cinta kasihnya kepada seluruh makluk hidup tanpa pengecualian. Setelah para bhikkhu melaksanakannya, tidak berapa lama kemudian, mereka berhasil melakksanakan meditasi dengan baik. Mengacu pada kekuatan metta, makluk yang tak terlihat mata telah terbukti tidak menyakiti mereka. Metta atau kasih sayng memiliki kekuatan magnetis yang tidak terbatas jaraknyadan tidak memiliki hambatan. Jarak bukanlah penghalang untuk melaksanakan metta. Dengan kekuatan metta dari buddha, pangeran Rahula yang saat itu baru berumur 7 tahun ketika melihat buddha untuk pertama kalinya dengan seketika berujar: “O’ pertapa bayanganmu menyenangkan bagiku”. Rajamalla, yang tidak berkeyakinan terlalu besar pada buddha, menjadi tertarik dengan kehadiranNya, dengan kekuatan Metta yang dimilikiNya. Gajah Nalagiri yang berlari menuju pada buddha untuk menyerangnya, ditaklukan oleh buddha sendiri dengan kekuatan Metta yang dimilikinya, juga Angulimala yang menakutkan kemudian menjadi Arahat. Dengan hati penuh welas asih buddha menaklukkannya ketika angulimala ingin membunuh ibunya sendiri. Suatau hari boddhisatta harus melalui hutan menemunya, memberikan segenggam pasir dan benag, membacakan paritta dan memberikan kepadanya untuk melindunginya dari semua bahaya, semua roh jahat mengikutinya tapi tidak menyakitinya. Boddhisatta pergi ketempat beristirahat dan menaburi sekeliling dengan benang paritta. Bagi roh jahat, benang itu terlihat seperti lingkaran api dan boddhisatta selamat dari bahaya.
Ratana Sutta (berkah Mustika) adalah paritta yang diberikan oleh buddha untuk perlindungan dari pengaruh buruk roh jahat dan untuk mencegah penyakit dan ketidak beruntungan. Pada setiap akhir bait dalam paritta muncul pernyataan kebenaran berikut: Etena saccena suvatthi hoti sabbada (dg kekuatan kebenaran ini semoga hadir kedamaian bersama kami). Paritta angulimala adalah contoh dari pernyataan kebenaran yang bertuah. Y.M Angulimala yang bertanggung jawab atas banyak pembunuhan sebelum  ia bertobat dan menjadi seorang bhikkhu saat sedang berkeliling, melihat seorang ibu yang mengalami kesulitan dalam melahirkan. Tergerak oleh rasa kasih sayang, melaporkan hal ini kepada Buddha, yang melaporkan Angulimala Paritta sebagai berikut: “semenjak kelahiranku sebagai ariya, aku tidak pernah dengan sengaja menghancurkan kehidupan makluk hidup. Dengan kekuatan kebenaran ini semoga engkau menjadi selamat dan anakmu juga”. Dengan paritta itu dia menemui ibu yang menderita dan duduk dibalik kain pembatas, lalu membacakan paritta itu. Dengan segera ia melahirkan dengan mudah. Pengaruh dari paritta ini masih ada hingga sekarang. Biasanya dinegara-negara buddhis khususnya sri-lanka, paritta ini dibacakan oleh sangha untuk ibu yang sedang hamil.
Bahkan bayi yang posisinya sungsang dalam rahim/kandungan, kadangkala membenarkan posisinya berkat kekuatan paritta ini. Sebuah pikiran yang tak terlihat dapat menyelamatkan atau menghancurkan dunia. “apa yang dapat dibuat oleh pikiran, pikiran dapat pula tidak menjadikan”.
MANFAAT PARITTA
Paritta memiliki arti perlindungan. Semuanya digunakan untuk menjelaskan sutta-sutta (khotbah-khotbah) tertentu yang dijelaskan oleh Buddha Gautama. Sutta-sutta ini ada sebagaian yang memang dianggap mampu memberikan perlindungan dari pengaruh-pengaruh yang membahayakan. Namun, semuanya sesungguhnya kembali kepada seberapa besar kekuatan keyakinan (saddha) yang kita miliki ketika sedang membaca paritta tersebut. Menjadi seorang umat buddha memang tidak ada keharusan untuk dapat membaca paritta dengan baik., benar, serta hafal diluar kepala, tetapi tidak berarti pula pembacaan paritta tidak ada manfaatnya dan hanya sekedar pelaksanaan ritual saja. Adapun manfaat pembacaan paritta antara lain:
  1. Kita membaca dan mengucapkan sesuatu yang baik, dengan demikian kita telah melakukan kamma baik setidaknya melalui pikiran dan ucapan (untuk itu penting bagi seseorang afa membaca dan memahami makna paritta dari terjemahannya).
  2. Membaca paritta berarti kita berupaya untuk memahami apa yang sebelumnya kurang kita pahami.
  3. Membaca paritta berarti mengulang khotbah-khotbah Buddha Gautama (walaupun tidak semua paritta berasal dari khotbah Buddha), dengan demikian kita telah melestarikan kelangsungan ajaran Buddha.
Tetapi menurut Milinda Panha, ada tiga alasan dimana paritta tidak bekerja:
  1. Halangan karena kamma masa lalu.
  2. Halangan karena kekotoran batin masa kini, dan
  3. Halangan karena kurangnya keyakinan.
Paritta yang merupakan perlindungan bagi semua makluk akan kehilangan kekuatannya karena cacat mereka sendiri.
Kesimpulan
Paritta merupakan syair suci yang telah dibabarkan oleh buddha dan para siswanya, dan merupakan syair perlindungan bagi mereka yang ada keyakinan disaat membaca dan memahaminya. Dengan demikian, bahwa dengan membaca paritta bisa menciptakan suatu kondisi yang damai didalam si pembaca.

0 komentar:

Posting Komentar

Analitic

Suasana angin Topan di surabaya november 2017

Suhu Malaysia yang gagal Panggil Shen

Upacara Buddha Tantrayana Kalacakra indonesia

Four Faces Buddha in Thailand 1 (Copy Paste Link ini) https://www.youtube.com/watch?v=jnI1C-C765I

SemienFo At Thailand 2 (Copy Paste Link ini) https://www.youtube.com/watch?v=GOzLybAhJ2s

Informasi

 
;