Minggu, 22 April 2012

Dewi Tara

Dlm salah satu sejarah dikatakan bahwa kelahirannya berasal dari kolam air mata Arya Avalokitesvara yg tiada henti bercucuran air mata menyaksikan begitu mengenaskannya penderitaan yg berlangsung di dlm samsara. Bintang saling membunuh di hutan dan di laut, yg lain dibebani dgn pemberat dan disembelih oleh manusia tanpa belas kasihan. Manusia dirundung oleh berbagai persoalan krn kebodohan dan ketidaktahuannya. Siang malam mereka menghabiskan waktunya utk mencari berbagai kebahagiaan yg hanya berlangsung sekejap mata. Setiap hari ada yg terlahir, ada yg sakit dan ada yg mati. Setiap hari ada berbagai perkelahian, peperangan, perselisihan dan berbagai kekacauan. Setiap hari ada tangisan krn keinginan yg tak tercapai, terpisah dari sanak keluarga dan apa yg mereka cintai. Semua itu tampak wajar bagi manusia namun tdk bagi beliau. Di alam preta, mahkluk hidup berada dlm kehausan serta kelaparan sepanjang hidupnya. Di alam neraka, sepanjang waktu hanya terdengar jeritan histeris, ketakutan, siksaan dan berbagai derita yg tak terperikan. Sedangkan di alam para dewa setiap hari berlangsung pembuangan karma-karma baik dan kesedihan krn kehilangan kemegahan. Belas kasih agung Arya Avalokitesvara (Kwan Im) kepada semua makhluk menyebabkan air mengalir dari pelupuk matanya hingga membentuk sebuah kolam. Dari dalam kolam tersebut tumbuhlah bunga nilapadma (teratai biru).Lalu muncul bentuk manifestasi belas kasih serta kegiatan dari para Buddha yaitu Dewi Pembebas (Dewi Tara). Ia akan menyempurnakan belah kasih dan kegiatan para Buddha, karena itu beliau dipanggil sebagai Tara sang "Pembebas" dari segala kesengsaraan samsara.
Dikatakan bahwa bagi siapa saja yg mengingat beliau, menyebut namanya atau melakukan ibadah kepadanya, pada saat itu juga kegiatannya secara langsung bermanifestasi. Kecepatan pertolongan yg beliau berikan secepat pikiran yg mengingatnya atau kata-kata yg menyebutnya. Tentang hal ini tertulis dlm banyak sastra suci yg diwariskan oleh para Mahaguru India maupun Tibet. Itulah sebabnya Dewi Tara mendapatkan sebutan "penolong Yang Tangkas".

Setelah berlangsung selama 500 tahun lamanya, akhirnya sampai pada Arya Mahatma Nagaarjuna ibadah kepada Dewi Tara menjadi semakin luas. Dan banyak dari para Guru yg mendapatkan berkah, perlindungan dan banyak hal dari Dewi Tara. Dalam biografinya Guru Nagaarjuna pada mulanya merupakan penyembah Dewi Tara dlm Manifertasinya sebagai Tara Putih oeh Guru Nagaarjuna mendapatkan prediksi tdk akan hidup lama di dunia ini. Karena ketekunan dan kegigihannya dlm melaksanakan bakti dan praktek pada Dewi Tara putih akhirnya Bhagavati Tara berkenam memberinya siddhi panjang umur melampaui manusia pada jaman itu, yaitu Guru Nagaarjuna hidup selama 600 tahun. Selain Arya Nagaarjuna terdapat banyak lagi para Mahaguru yg juga menjadikan Dewi Tara sebagai pelindungnya. Diantaranya adalah : Acharya Aryadeva, Ravigupta, Dharmakirti dari Sriwijaya, Guru Atisha, dll.

manivestasi Tara

Praviratara duduk di tengah angkasa, di atas teratai emas. Bertubuh merah memancarkan cahaya menyilaukan, berwajah satu dan bertangan delapan. Ke empat tangan kirinya masing – masing memegang gantha ditangan paling atas, yang kedua memegang busur panah, yang ketiga memegang sanka dan yang keempat memegang tali penjerat. Sedang kempat tangan kanan nya masing –masing memegang vajra, anak panah, dharmachakra, dan pedang kebijaksanaan.

Beliau sangat cepat dalam menaggapi keluh kesah makhluk samsara, “Saya akan dengan cepat menolong mereka dari samsara, jangan menangis lagi.” Beliau tanpa sisa membalikan bala tentara Mara, kedua mata nya menembus seluruh Triloka.

Chandrakanthitara berwajah tiga, sebagai manifestasi trikaya Buddha (Dharmakaya, Sambhogakaya dan Nirmanakaya), bertangan 12, sebagai manifestasi dari 12 mata rantai sebab akibat (Paticca Samupada). Wajah yang di tengah berwarna putih, yang di kanan berwajah biru dan yang di kiri berwajah emas. Keenam tangan kanannya masing –masing yang paling atas memegang untaian bunga, di bawahnya memegang vajra, kemudian ratna cintamani, dhramachakra, katvangga dan terakhir bersikap dhyanamudra. Sedangkan keenam tangan kirinya yang paling atas memegang pustaka suci, bejana harta, gatha, bunga utpala dan terakhir dhyanamudra.

Kanakavarnatara atau juga disebut tara paramitha, duduk dalam sikap vajrapariyanka, diatas bungan teratai beraneka warna, matahari dan bulan. Sangat cantik serta bersinar. Berwajah satu dan bertangan sepuluh, sebagai manivestasi dari kesepuluh paramitha. Kelima tangan kanan nya masing – masing memegang trisul, vajra, anak panah, kadga atau pedang kebijaksanaan dan akshamala di dadanya. Sedang tangan kiri nya dari atas masing – masing memegang busur panah, genth, bungan utpala, tali penjerat dan selendang sutra.

Usnishavijayatara duduk dalam sikap sattvapariyanka diatas bungan teratai kuning dan bulan purnama, tubuh nya berwarna keemasan bersinar laksana gunung emas, cantik, penuh kebajikan dan berhakikatkan metta karuna terhadap semua makhluk, berwajah satu dan bertangan empat, tangan kanan nya masing – masing memegang akshamala dan sikap varadamudra. Tangan kiri nya masing – masing memegang gadha dan kalasha amrihta.

Humsvaranadinitara atau tara yang menaklukkan ketiga dunia, duduk dalam ardhaparyanka diatas bunga teratai dan bulan. Bertubuh keemasan. Berwajah satu dan bertangan dua. Tangan kanan nya dalam mudra perlindungan, sedang tangan kiri nya memegang setangkai bunga teratai emas.

Trailokyavijayatara, duduk dalam sikap sattvaparyanka diatas bunga teratai dan bulan, bertubuh merah ruby, berwajah satu dan bertangan empat. Dua tangan kanan nya memegang vajra dan kadga ( Pedang ), sedang tangan kiri nya memegang tali penjerat dan sikap mudra tarjana.

Vadipramardakatara, dalam sikap pratyalidha atau berdiri, kaki kanan ditekuk dan kaki kanan tegak. Diatas bungan teratai kuning dan matahari. Bertubuh Hitam menakutkan, dengan wajah kemurkaan, denganm mengenakan busana berwarna kuning. Berwajah satu dan bertangan empat, rambut nya berdiri tegak, berhiaskan ular dan tiara surgawi. Tangan serta kaki nya mengenakan gelang. Kedua tangan kanan nya masing – masing memegang kadga dan DharmaChakra. Tangan kiri nya memegang tali dan sikap mudra Tarjana.

Marasudana – vasitottama – datara, duduk dalam sikap ardhaprayanka diatas bunga padma, surya dan chandra serta makara. Bertubuh keemasan berwajah satu dan bertangan empat. Tangan kanan nya masing – masing memegang tangkai bunga asoka dan ratna. Tangan kiri nya memegang bunga padma dan bejana harta.

Varadhatara, duduk diatas bunga padma dan bulan, bertubuh merah ruby, berwajah satu dan bertangan empat. Kedua tangan kanan nya satu dalam mudra mahasukkha dan satu lagi memegang vajra. Tangan kiri nya memegang gantha dan tangkai ranting pohon naga.

Sokavinodanatara ( Arya tara penghalau segala penderitaan ), duduk damai diatas bunga padma dan bulan, cantik, bertubuh merah Coral, berwajah satu dan bertangan empat. Tangan kanan nya masing – masing dalam sikap anjali mudra bersama tangan kiri atas nya diatas mahkota nya dan memegang pedang pemutus penderitaan. Satu tangan kiri nya memegang bunga utpala.

Jagadvasivipannirbarhanatara ( Arya Tara penghalau segala kemalangan ), berdiri dalam sikap lalidhasana diatas bunga teratai dan bulan. Bertubuh nila dengan rambut kemerahan berdiri tegak, berwajah satu dan bertangan dua. Tangan kanan nya memegang gadhakapala dan tangan kiri nya memegang vajra ankusha.

Manggalalokatara ( Arya Tara cahaya keberuntungan ), duduk dalam vajraparyanka, diatas bunga teratai beraneka warna serta bulan. Bertubuh emas, berwajah satu, dan bertangan delapan, dengan bersandar pada bulan purnama. Tangan kanan nya memegang trisula, ankushi, kadga, dan vajra. Tangan kiri nya memegang ratna, ankushi, gadha, dan bejana harta.

Paripacakatara ( Arya Tara sang pemulih ), berdiri diatas bunga teratai dan matahari, ditengah kobaran api, dari tubuh nya yang mengerikan berwarna merah ruby memancar cahaya kesegala penjuru membakar apapun. Berwajah satu dan bertangan empat, mulut nya menyeringai dengan alis mata yang naik turun, sangat menakutkan. Tangan kanan nya memegang pedang dan anak panah, tangan kiri nya memegang dharmachakra dan busur panah.

Bhrkutitara (Arya Tara penakluk yang murka), berdiri diatas bunga padma dan matahari, menari diatas bangkai manusia. Bertubuh hitam menakutkan, dengan tiga wajah kemurkaan, yang masing – masing bermata tiga, merah, menyala murka, dengan mulut menyeringai lidah terjulur. Wajah nya yang tengah berwarna hitam, yang kanan putih, dan yang kiri merah. Mengenakan untaian kepala dan kulit harimau dihiasi delapan ekor ular. Bertangan enam, ketiga tangan kanan nya masing – masing memegang kadga, pecut dan gadha. Tangan kiri nya memegang dharmachakra, kepala penuh darah dan tali penjerat.

Mahashantitara (Arya Tara kedamaian agung), duduk dalam vajrapariyanka, diatas bunga teratai putih dan bulan. Bertubuh putih bagaikan bulan, berwajah satu dan bertangan enam. Tiga tangan kanan nya memegang aksamala, gadha, dan varadha mudra. Sedang tangan kiri nya memegang setangkai bunga utpala, kalasa amritha, dan patra penuh makanan.

Raganisudhanatara (Arya Tara penghancur segala keterikatan), duduk dalam sattvapariyanka diats bunga padma dan matahari. Bertubuh merah Coral, cantik dan bersinar, berwajah satu dengan tiga mata dan bertangan dua. Tangan kanan nya memegang trisula, tangan kiri nya memegang bunga utpala. Beliau adalah sumber segala realisasi. Bathin nya merupakan sari dari kesepuluh suku kata mantra, memberikan segala siddhi, mengembangkan kecerdasan dan memberi segala pengetahuan.

Sukhasadhanatara (Arya Tara yang memiliki segala kebahagiaan), duduk dalam sikap satvapariyanka diats teratai putih yang bersinar, bulan dan matahari. Bertubuh orange, berwajah satu dan bertangan dua. Sangat cantik, mengenakan perhiasan berbagai permata. Kedua tangannya memegang bulan purnama di depan dadanya.

Sitavijayatara (Arya Tara sang pemenang), duduk dalam sikap sattvapariyanka, diatas angsa, bunga padma, matahari dan bulan. Bertubuh putih, berwajah satu dan bertangan empat. Kedua tangan kiri dan kanan atas, memegang ankushi. Tangan kanan yang lain dalam varadhamudra, sedang tangan kiri yang lain memegang setangkai bunga utpala dengan pustaka suci diatas nya.

Dukkhadahanatara (Arya Tara yang membakar segala penderitaan), duduk dalam sikap sattvapariyanka, dengan kaki kanan ditegakkan, diatas kumuda dan candra. Tubuh nya agung, berwajah satu dan bertangan dua. Bertubuh putih laksana kulit kerang, mengenakan berbagai perhiasan, yang bersinar putih dan merah, menghalau noda semua makhluk. Kedua tangan nya memegang cermin yang menghanguskan segala penderitaan semua makhluk.

Siddhisambhavatara (Arya Tara sumber siddhi), duduk dalam sikap sattvapariyanka diats bunga padma dan bulan. Bertubuh orange yang menunjukkan bahwa beliau berasal dari sari karmakula, berwajah satu dan bertangan dua. Kedua tangan nya memegang bejana emas di depan dada, mengalahkan segala jenis penyakit dan memberi segala siddhi.

Paripurnatara (Arya Tara sempurna), duduk dalam sikap ardhapariyanka diatas sapi kamadenu, yang lahir spontan, bunga padma dan bulan. Bertubuh putih, cantik dan bersinar, berwajah satu dengan tiga mata dan bertangan dua. Tangan kanan nya dalam abhaya mudra dan tangan kiri nya memegang trisula. Beliau menjadi jalan untuk dapat pergi kealam akanistha dalam hidup saat ini juga.

0 komentar:

Posting Komentar

Analitic

Suasana angin Topan di surabaya november 2017

Suhu Malaysia yang gagal Panggil Shen

Upacara Buddha Tantrayana Kalacakra indonesia

Four Faces Buddha in Thailand 1 (Copy Paste Link ini) https://www.youtube.com/watch?v=jnI1C-C765I

SemienFo At Thailand 2 (Copy Paste Link ini) https://www.youtube.com/watch?v=GOzLybAhJ2s

Informasi

 
;