Dlm salah satu sejarah dikatakan bahwa kelahirannya berasal dari kolam  air mata Arya Avalokitesvara yg tiada henti bercucuran air mata  menyaksikan begitu mengenaskannya penderitaan yg berlangsung di dlm  samsara. Bintang saling membunuh di hutan dan di laut, yg lain dibebani  dgn pemberat dan disembelih oleh manusia tanpa belas kasihan. Manusia  dirundung oleh berbagai persoalan krn kebodohan dan ketidaktahuannya.  Siang malam mereka menghabiskan waktunya utk mencari berbagai  kebahagiaan yg hanya berlangsung sekejap mata. Setiap hari ada yg  terlahir, ada yg sakit dan ada yg mati. Setiap hari ada berbagai  perkelahian, peperangan, perselisihan dan berbagai kekacauan. Setiap  hari ada tangisan krn keinginan yg tak tercapai, terpisah dari sanak  keluarga dan apa yg mereka cintai. Semua itu tampak wajar bagi manusia  namun tdk bagi beliau. Di alam preta, mahkluk hidup berada dlm kehausan  serta kelaparan sepanjang hidupnya. Di alam neraka, sepanjang waktu  hanya terdengar jeritan histeris, ketakutan, siksaan dan berbagai derita  yg tak terperikan. Sedangkan di alam para dewa setiap hari berlangsung  pembuangan karma-karma baik dan kesedihan krn kehilangan kemegahan.  Belas kasih agung Arya Avalokitesvara (Kwan Im) kepada semua makhluk  menyebabkan air mengalir dari pelupuk matanya hingga membentuk sebuah  kolam. Dari dalam kolam tersebut tumbuhlah bunga nilapadma (teratai  biru).Lalu muncul bentuk manifestasi belas kasih serta kegiatan dari  para Buddha yaitu Dewi Pembebas (Dewi Tara). Ia akan menyempurnakan  belah kasih dan kegiatan para Buddha, karena itu beliau dipanggil  sebagai Tara sang "Pembebas" dari segala kesengsaraan samsara.
Dikatakan bahwa bagi siapa saja yg mengingat beliau, menyebut namanya  atau melakukan ibadah kepadanya, pada saat itu juga kegiatannya secara  langsung bermanifestasi. Kecepatan pertolongan yg beliau berikan secepat  pikiran yg mengingatnya atau kata-kata yg menyebutnya. Tentang hal ini  tertulis dlm banyak sastra suci yg diwariskan oleh para Mahaguru India  maupun Tibet. Itulah sebabnya Dewi Tara mendapatkan sebutan "penolong  Yang Tangkas".
Setelah berlangsung selama 500 tahun lamanya, akhirnya sampai pada Arya  Mahatma Nagaarjuna ibadah kepada Dewi Tara menjadi semakin luas. Dan  banyak dari para Guru yg mendapatkan berkah, perlindungan dan banyak hal  dari Dewi Tara. Dalam biografinya Guru Nagaarjuna pada mulanya  merupakan penyembah Dewi Tara dlm Manifertasinya sebagai Tara Putih oeh  Guru Nagaarjuna mendapatkan prediksi tdk akan hidup lama di dunia ini.  Karena ketekunan dan kegigihannya dlm melaksanakan bakti dan praktek  pada Dewi Tara putih akhirnya Bhagavati Tara berkenam memberinya siddhi  panjang umur melampaui manusia pada jaman itu, yaitu Guru Nagaarjuna  hidup selama 600 tahun. Selain Arya Nagaarjuna terdapat banyak lagi para  Mahaguru yg juga menjadikan Dewi Tara sebagai pelindungnya. Diantaranya  adalah : Acharya Aryadeva, Ravigupta, Dharmakirti dari Sriwijaya, Guru  Atisha, dll.
manivestasi Tara
Praviratara duduk di tengah angkasa, di atas teratai emas. Bertubuh  merah memancarkan cahaya menyilaukan, berwajah satu dan bertangan  delapan. Ke empat tangan kirinya masing – masing memegang gantha  ditangan paling atas, yang kedua memegang busur panah, yang ketiga  memegang sanka dan yang keempat memegang tali penjerat. Sedang kempat  tangan kanan nya masing –masing memegang vajra, anak panah,  dharmachakra, dan pedang kebijaksanaan.
Beliau sangat cepat dalam menaggapi keluh kesah makhluk samsara, “Saya  akan dengan cepat menolong mereka dari samsara, jangan menangis lagi.”  Beliau tanpa sisa membalikan bala tentara Mara, kedua mata nya menembus  seluruh Triloka.
Chandrakanthitara berwajah tiga, sebagai manifestasi trikaya Buddha  (Dharmakaya, Sambhogakaya dan Nirmanakaya), bertangan 12, sebagai  manifestasi dari 12 mata rantai sebab akibat (Paticca Samupada). Wajah  yang di tengah berwarna putih, yang di kanan berwajah biru dan yang di  kiri berwajah emas. Keenam tangan kanannya masing –masing yang paling  atas memegang untaian bunga, di bawahnya memegang vajra, kemudian ratna  cintamani, dhramachakra, katvangga dan terakhir bersikap dhyanamudra.  Sedangkan keenam tangan kirinya yang paling atas memegang pustaka suci,  bejana harta, gatha, bunga utpala dan terakhir dhyanamudra.
Kanakavarnatara atau juga disebut tara paramitha, duduk dalam sikap  vajrapariyanka, diatas bungan teratai beraneka warna, matahari dan  bulan. Sangat cantik serta bersinar. Berwajah satu dan bertangan  sepuluh, sebagai manivestasi dari kesepuluh paramitha. Kelima tangan  kanan nya masing – masing memegang trisul, vajra, anak panah, kadga atau  pedang kebijaksanaan dan akshamala di dadanya. Sedang tangan kiri nya  dari atas masing – masing memegang busur panah, genth, bungan utpala,  tali penjerat dan selendang sutra.
Usnishavijayatara duduk dalam sikap sattvapariyanka diatas bungan  teratai kuning dan bulan purnama, tubuh nya berwarna keemasan bersinar  laksana gunung emas, cantik, penuh kebajikan dan berhakikatkan metta  karuna terhadap semua makhluk, berwajah satu dan bertangan empat, tangan  kanan nya masing – masing memegang akshamala dan sikap varadamudra.  Tangan kiri nya masing – masing memegang gadha dan kalasha amrihta.
Humsvaranadinitara atau tara yang menaklukkan ketiga dunia, duduk dalam  ardhaparyanka diatas bunga teratai dan bulan. Bertubuh keemasan.  Berwajah satu dan bertangan dua. Tangan kanan nya dalam mudra  perlindungan, sedang tangan kiri nya memegang setangkai bunga teratai  emas.
Trailokyavijayatara, duduk dalam sikap sattvaparyanka diatas bunga  teratai dan bulan, bertubuh merah ruby, berwajah satu dan bertangan  empat. Dua tangan kanan nya memegang vajra dan kadga ( Pedang ), sedang  tangan kiri nya memegang tali penjerat dan sikap mudra tarjana.
Vadipramardakatara, dalam sikap pratyalidha atau berdiri, kaki kanan  ditekuk dan kaki kanan tegak. Diatas bungan teratai kuning dan matahari.  Bertubuh Hitam menakutkan, dengan wajah kemurkaan, denganm mengenakan  busana berwarna kuning. Berwajah satu dan bertangan empat, rambut nya  berdiri tegak, berhiaskan ular dan tiara surgawi. Tangan serta kaki nya  mengenakan gelang. Kedua tangan kanan nya masing – masing memegang kadga  dan DharmaChakra. Tangan kiri nya memegang tali dan sikap mudra  Tarjana.
Marasudana – vasitottama – datara, duduk dalam sikap ardhaprayanka  diatas bunga padma, surya dan chandra serta makara. Bertubuh keemasan  berwajah satu dan bertangan empat. Tangan kanan nya masing – masing  memegang tangkai bunga asoka dan ratna. Tangan kiri nya memegang bunga  padma dan bejana harta.
Varadhatara, duduk diatas bunga padma dan bulan, bertubuh merah ruby,  berwajah satu dan bertangan empat. Kedua tangan kanan nya satu dalam  mudra mahasukkha dan satu lagi memegang vajra. Tangan kiri nya memegang  gantha dan tangkai ranting pohon naga.
Sokavinodanatara ( Arya tara penghalau segala penderitaan ), duduk damai  diatas bunga padma dan bulan, cantik, bertubuh merah Coral, berwajah  satu dan bertangan empat. Tangan kanan nya masing – masing dalam sikap  anjali mudra bersama tangan kiri atas nya diatas mahkota nya dan  memegang pedang pemutus penderitaan. Satu tangan kiri nya memegang bunga  utpala.
Jagadvasivipannirbarhanatara ( Arya Tara penghalau segala kemalangan ),  berdiri dalam sikap lalidhasana diatas bunga teratai dan bulan. Bertubuh  nila dengan rambut kemerahan berdiri tegak, berwajah satu dan bertangan  dua. Tangan kanan nya memegang gadhakapala dan tangan kiri nya memegang  vajra ankusha.
Manggalalokatara ( Arya Tara cahaya keberuntungan ), duduk dalam  vajraparyanka, diatas bunga teratai beraneka warna serta bulan. Bertubuh  emas, berwajah satu, dan bertangan delapan, dengan bersandar pada bulan  purnama. Tangan kanan nya memegang trisula, ankushi, kadga, dan vajra.  Tangan kiri nya memegang ratna, ankushi, gadha, dan bejana harta.
Paripacakatara ( Arya Tara sang pemulih ), berdiri diatas bunga teratai  dan matahari, ditengah kobaran api, dari tubuh nya yang mengerikan  berwarna merah ruby memancar cahaya kesegala penjuru membakar apapun.  Berwajah satu dan bertangan empat, mulut nya menyeringai dengan alis  mata yang naik turun, sangat menakutkan. Tangan kanan nya memegang  pedang dan anak panah, tangan kiri nya memegang dharmachakra dan busur  panah.
Bhrkutitara (Arya Tara penakluk yang murka), berdiri diatas bunga padma  dan matahari, menari diatas bangkai manusia. Bertubuh hitam menakutkan,  dengan tiga wajah kemurkaan, yang masing – masing bermata tiga, merah,  menyala murka, dengan mulut menyeringai lidah terjulur. Wajah nya yang  tengah berwarna hitam, yang kanan putih, dan yang kiri merah. Mengenakan  untaian kepala dan kulit harimau dihiasi delapan ekor ular. Bertangan  enam, ketiga tangan kanan nya masing – masing memegang kadga, pecut dan  gadha. Tangan kiri nya memegang dharmachakra, kepala penuh darah dan  tali penjerat.
Mahashantitara (Arya Tara kedamaian agung), duduk dalam vajrapariyanka,  diatas bunga teratai putih dan bulan. Bertubuh putih bagaikan bulan,  berwajah satu dan bertangan enam. Tiga tangan kanan nya memegang  aksamala, gadha, dan varadha mudra. Sedang tangan kiri nya memegang  setangkai bunga utpala, kalasa amritha, dan patra penuh makanan.
Raganisudhanatara (Arya Tara penghancur segala keterikatan), duduk dalam  sattvapariyanka diats bunga padma dan matahari. Bertubuh merah Coral,  cantik dan bersinar, berwajah satu dengan tiga mata dan bertangan dua.  Tangan kanan nya memegang trisula, tangan kiri nya memegang bunga  utpala. Beliau adalah sumber segala realisasi. Bathin nya merupakan sari  dari kesepuluh suku kata mantra, memberikan segala siddhi,  mengembangkan kecerdasan dan memberi segala pengetahuan.
Sukhasadhanatara (Arya Tara yang memiliki segala kebahagiaan), duduk  dalam sikap satvapariyanka diats teratai putih yang bersinar, bulan dan  matahari. Bertubuh orange, berwajah satu dan bertangan dua. Sangat  cantik, mengenakan perhiasan berbagai permata. Kedua tangannya memegang  bulan purnama di depan dadanya.
Sitavijayatara (Arya Tara sang pemenang), duduk dalam sikap  sattvapariyanka, diatas angsa, bunga padma, matahari dan bulan. Bertubuh  putih, berwajah satu dan bertangan empat. Kedua tangan kiri dan kanan  atas, memegang ankushi. Tangan kanan yang lain dalam varadhamudra,  sedang tangan kiri yang lain memegang setangkai bunga utpala dengan  pustaka suci diatas nya.
Dukkhadahanatara (Arya Tara yang membakar segala penderitaan), duduk  dalam sikap sattvapariyanka, dengan kaki kanan ditegakkan, diatas kumuda  dan candra. Tubuh nya agung, berwajah satu dan bertangan dua. Bertubuh  putih laksana kulit kerang, mengenakan berbagai perhiasan, yang bersinar  putih dan merah, menghalau noda semua makhluk. Kedua tangan nya  memegang cermin yang menghanguskan segala penderitaan semua makhluk.
Siddhisambhavatara (Arya Tara sumber siddhi), duduk dalam sikap  sattvapariyanka diats bunga padma dan bulan. Bertubuh orange yang  menunjukkan bahwa beliau berasal dari sari karmakula, berwajah satu dan  bertangan dua. Kedua tangan nya memegang bejana emas di depan dada,  mengalahkan segala jenis penyakit dan memberi segala siddhi.
Paripurnatara (Arya Tara sempurna), duduk dalam sikap ardhapariyanka  diatas sapi kamadenu, yang lahir spontan, bunga padma dan bulan.  Bertubuh putih, cantik dan bersinar, berwajah satu dengan tiga mata dan  bertangan dua. Tangan kanan nya dalam abhaya mudra dan tangan kiri nya  memegang trisula. Beliau menjadi jalan untuk dapat pergi kealam  akanistha dalam hidup saat ini juga.
Langganan:
Posting Komentar (Atom)

0 komentar:
Posting Komentar