Minggu, 15 April 2012

DIKTAT HEVAJRA, tatacara sadhana Yidam

 DIKTAT HEVAJRA, tatacara sadhana Yidam
Mahaguru Grandmaster Lu Memimpin Upacara Homa Mahamayuri yang Luar Biasa di Rainbow Temple

(Berita Seattle)

Minggu, 6 Desember 2009 pukul 3 sore, Mahaguru Grandmaster Lu memimpin sebuah ajang Upacara Homa Bhagawati Mahamayuri Vidyarajni dan abhiseka di Rainbow Temple, Seattle, Amerika Serikat. Mahaguru saat melakukan pelimpahan jasa, sepenuh hati memohon pada Bhagawati Mahamayuri Vidyarajni untuk memancarkan cahaya memberkati para pendaftar agar sehat selalu, sukses dalam segala bidang, berkeyakinan teguh, menjemput dan menuntun para makhluk akhirat terlahir di alam suci Buddhaloka, segala bencana sirna, berkah dan kebijaksanaan meningkat, cinta kasih terkabulkan, semoga semua permohonan terkabulkan.

Usai upacara, Mahaguru berceramah bahwa homa sangat sakti, asal usul Mahamayuri tidak sembarangan, merupakan Nisyandakaya dari Vairocana, Nirmanakaya dari Buddha Amitabha, dan Sambhogakaya dari Buddha Sakyamuni, karena Mahamayuri langsung berasal dari Vairocana, perhiasan Vairocana adalah merak, di Sukhavatiloka juga ada merak yang dijelmakan oleh Buddha Amitabha, dan Sutra Mahamayuri adalah sabda dari Buddha Sakyamuni, demi menolong seorang bhiksu yang digigit ular, Buddha Sakyamuni bersabda Sutra Mahamayuri dan menjapa mantra Mahamayuri untuk menolongnya, bahkan Sang Buddha pernah berinkarnasi menjadi Raja Merak, itu sebabnya Mahamayuri ada sangkut paut dengan 3 sosok Buddha, sama dengan penjelmaan dari 3 sosok Buddha, hari ini Bhagawati homa juga turun menerima persembahan serta mengabhiseka.





Selanjutnya Mahaguru lanjut menerangkan DIKTAT HEVAJRA, tatacara sadhana Yidam: 1. Memasuki altar mandala Hevajra, japa Mantra Pembersihan. 2. Japa mantra pengundangan, mengundang Mulacarya, Hevajra dan para makhluk suci lainnya. 3. Melakukan Mahanamaskara. 4. Melakukan Mahapuja. Pada aspek melakukan Mahanamaskara: dibagi menjadi Mahanamaskara versi Tantra (Mahanamaskara dengan sekujur tubuh bersujud) dan Mahanamaskara versi China (Mahanamaskara dengan 5 bagian tubuh bersujud) (yakni kepala, tangan, dan lutut menyentuh tanah), 3 kali berlutut dan 9 kali bersujud juga boleh. Di altar utama, altar tambahan, dan altar dalam di Arama Nanshan, Mahaguru berjalan sambil menjapa, melakukan pradaksina sambil bernamaskara, Mahaguru menggunakan push-up untuk menggantikan Mahanamaskara, ada beberapa arti Mahaguru melakukan Mahanamaskara: pertama, menghormati Buddha, Bodhisattva, dan Dharmapala. Kedua, persembahan. Ketiga, formalitas. Keempat, kesehatan. Terhadap Guru sendiri, Mahaguru melakukan Mahanamaskara dengan sekujur tubuh bersujud, ini menyatakan rasa hormat terhadap Guru. Mahaguru juga menjapa mantra 28 surga, dijapa pada saat melakukan sit up, mempersembahkan kepada 28 surga, mantra 28 surga hanya satu kata: HUM, setiap hari harus lakukan.

Dalam aspek melakukan Mahapuja: kita bertandang ke rumah orang, menjenguk orang sakit, murid mengunjungi guru, secara formalitas harus bawa sedikit kado, memperlihatkan sedikit ketulusan; mengundang Buddha, Bodhisattva, dan Dharmapala juga harus ada bahan persembahan, misalnya: mantra Taoisme diterjemahkan menjadi Bahasa Mandarin adalah "Menyongsong dengan dupa dan bunga, mengundang dengan dupa dan bunga", inilah melakukan persembahan; ketika Raja Tibet Thrisong Deutsen mengundang Padmasambhava ke Tibet, ia menggunakan kekuasaan, barang-barang berharga yang terbaik, permaisuri yang paling dicintai Yeshe Tsogyel, semua dipersembahkan kepada Padmasambhava, Padmasambhava bahkan tidak bersedia mentransmisikan sadhana Tantra agar terbebas dari samsara kepadanya, Padmasambhava berkata: ini masih belum cukup, "Anda harus singkirkan kesombongan pada diri Anda, bahkan mempersembahkan seluruh perbuatan, ucapan, dan pikiran kepada Padmasambhava", dengan demikian Padmasambhava baru setuju mentransmisikan sadhana Tantra kepadanya, nyatalah bahwa alangkah berharganya sadhana Tantra, sulit dijumpai selama berjuta-juta kalpa.



Persembahan juga dibagi menjadi persembahan luar: misalnya bunga, dupa, pelita, teh, dan buah-buahan, termasuk semua materi berharga. Persembahan dalam: persembahan perbuatan, ucapan, dan pikiran, ini adalah persembahan sejati. Persembahan rahasia: persembahan Buddhata. Ketiga jenis persembahan ini harus dipersembahkan kepada Hevajra, yidam juga demikian, dengan adanya persembahan yang setulus-tulusnya, Anda baru akan memperoleh pemberkatan, baru akan berhasil; Mahaguru menunjukkan sebuah contoh dari pengalaman pribadi Beliau: dulu saat di Taiwan, suatu kali melewati Kuil Mazu di Beigang, lalu masuk dan bernamaskara sebentar, selesai bernamaskara lalu berjalan ke arah pintu utama, lantas timbul angin tornado yang sangat besar, di tengah angin tornado terdapat para dewa Dharmapala di dalam kuil Mazu, Mahaguru pun bertanya pada mereka ada apa. Para dewa menjawab mengapa Anda datang tidak bawa bahan persembahan, Mahaguru pun segera mengambil sedikit tanah, dibuat menjadi sepotong kue kacang merah, dijelmakan memenuhi angkasa dan memberkatinya dengan menjapa mantra persembahan, dengan demikian angin tornado segera reda.

Kita bersadhana mengundang Buddha, Bodhisattva, Dharmapala turun, tentu harus melakukan Mahapuja, bagaimana pun paling tidak harus ada segelas air, juga harus melakukan Mahanamaskara, semua ini sebagai persiapan untuk penyatuan, Ia akan masuk ke dalam tubuh Anda dan menyatu dengan Anda.

Usai upacara, para umat mempersembahkan pertunjukan kepada Mahaguru, bersyukur kepada Mahaguru yang berwelas asih menyeberangkan insan tanpa membeda-bedakan, menyebarluaskan Mahasadhana Avineka, dan budi suci tak terhingga dari mengasihani para insan.

0 komentar:

Posting Komentar

Analitic

Suasana angin Topan di surabaya november 2017

Suhu Malaysia yang gagal Panggil Shen

Upacara Buddha Tantrayana Kalacakra indonesia

Four Faces Buddha in Thailand 1 (Copy Paste Link ini) https://www.youtube.com/watch?v=jnI1C-C765I

SemienFo At Thailand 2 (Copy Paste Link ini) https://www.youtube.com/watch?v=GOzLybAhJ2s

Informasi

 
;