Memohon Yidam Menerima
Mahaguru Memberkati
Dharmapala Senantiasa Ada

(Ceramah Dharmaraja Liansheng Pada Upacara Bhagawati Kurukulla Tanggal 23 Mei 2009 di Taiwan Lei Tsang Temple)


Pertama-tama, sembah sujud pada Guru Liaoming, Guru Sakya Zhengkong, Gyalwa Karmapa XVI, Guru Thubten Dhargye! Sembah sujud pada Triratna Mandala!

Terima kasih kepada seluruh tamu kehormatan yang datang kali ini. Gurudhara, Para Acarya, Dharmacarya, Pandita Dharmaduta, Pandita Lokapalasraya, ketua vihara, para umat se-Dharma, juga umat se-Dharma di internet, salam sejahtera semuanya!

Hari ini, di sini pertama-tama berterima kasih pada Anda semua yang telah hadir mendukung upacara Bhagawati Kurukulla. Bhagawati Kurukulla adalah yidam cinta kasih, Beliau dapat menarik seluruh insan di kolong langit berlindung pada Buddha sejati, dapat menarik hati insan untuk saling mencintai dan mengasihi, dapat menarik hati insan ke arah kebajikan, dapat menarik hati insan bersama-sama melewati seluruh bencana dalam kehidupan. Jadi, hari ini kita memohon Bhagawati Kurukulla berwelas asih turun, memancarkan cahaya memberkati, agar seluruh penderitaan pada tubuh orang-orang yang hadir hari ini bisa sembuh; karma penyakit, karma buruk, bermacam-macam bencana bisa sirna; berkah kita bisa meningkat, kebijaksanaan kita bisa meningkat, sepenuh hati berniat menekuni Buddhadharma, sepenuh hati menghadap Buddha. Kita memohon Bhagawati Kurukulla agar tidak mengabaikan kita selamanya, memohon Yidam menerima, Mahaguru memberkati, Dharmapala senantiasa ada, agar kita semua dapat menjalani hidup ini dengan sangat sejahtera dan sempurna.

Kali ini kembali ke Taiwan, di Taiwan Lei Tsang Temple, bisa merayakan yang namanya pra ultah, sangat mendadak. Mereka menyebutnya "merayakan pra ultah", bagi saya, ini terserah jodoh, karena Anda semua punya niat tersebut, saya lihat ritual ini begitu megah, saya merasa merayakan ultah di Seattle, jangan-jangan orangnya tidak sebanyak ini, sepertinya lebih baik merayakan ultah di Taiwan. (Hadirin tepuk tangan meriah)

Di sini ada beberapa pertanyaan wawancara yang diajukan Sdri. Xu Yaqi pada saya kali ini. Di sini saya kembali menjawab pertanyaan yang diajukan Sdri. Xu Yaqi. Namun, jawaban di sini pasti sedikit berbeda dengan jawaban yang di video rekaman. Jika sama, kalian nonton TV saja, seharusnya diberi jawaban berbeda. Sebab, ada beberapa pertanyaan, jawabannya tidak hanya satu, kadang-kadang ada 2, ada 3. Semua pertanyaan Sdri. Xu Yaqi sangat moderat, tidak melampaui batas. Sekarang, jawaban saya di sini sangat radikal, kalian dengarkan dengan saksama.

Pertanyaan pertamanya pada saya, "Dulu, mengapa mau migrasi ke Amerika?" Ada orang mengarang-ngarang, mengatakan saya pergi ke Amerika ada alasannya. Ketahuilah, alasannya cuma satu: Laozi (saya) senang. (Hadirin tepuk tangan) Orang lain bertanya! Mengapa Laozi keluar dari Pengasingan Hangu? Apa jawabannya? Tidak ada jawaban. Laozi senang! Laozi naik sapi hijau keluar dari Pengasingan Hangu, masih ada urusan apa lagi? Senang saja. Saya migrasi ke Amerika, senang! (Hadirin tepuk tangan) Sebenarnya ada sesuatu di dalamnya.

Mulut orang lain boleh bicara apapun, "Sheng-yen Lu pasti penjahat ekonomi." Saya tidak pernah berbisnis! Juga tidak pernah berutang pada orang lain. Saya ini! Saya pinjam 1 dolar dari orang lain, malamnya saya tidak bisa tidur. Hanya orang lain yang berutang pada saya, saya tidak pernah berutang pada orang lain. Jadi, saya bukan penjahat ekonomi. Ketahuilah, periksalah dokumen, dokumen pasti ada.

Kedua, seseorang mengatakan, "Pasti konflik seks". Ketahuilah! Saya tidak seberuntung itu. Jika ada konflik seks, dari awal saya sudah tinggal. Justru karena di Taiwan tidak ada, jadi, barulah ke Amerika, masih ada apa lagi?

Saya mengatakan pada Sdri. Xu, saya mau ke Amerika juga tidak pergi dengan koper saja, butuh waktu yang lama untuk mengurusnya. Saya masih harus mengurus Surat Berkelakuan Baik, saya ini warganegara yang baik. Saya beritahu Anda, hari ini, 3 kata dari Sheng-yen Lu, juga tidak meninggalkan perbuatan jahat, dalam hidup saya ini tidak pernah masuk kantor polisi, tidak pernah masuk pengadilan, juga tidak pernah masuk penjara. Saya tidak ada catatan hitam apapun, beginilah warganegara yang baik. (Hadirin tepuk tangan) Mereka mengarang-ngarang, kalau bukan "harta", maka "seks", sampai hari ini, saya tidak punya catatan hitam apapun, saya tidak pernah melakukan kesalahan yang diperbuat Jacky Chan, Jacky Chan - Chen Long dengan berani mengatakan bahwa ia melakukan kesalahan seluruh pria dunia. Saya tidak percaya, saya tidak pernah melakukan kesalahan Chen Long. (Hadirin tepuk tangan)

Pena di tangan orang lain, mulut itu mulut orang lain, orang lain mau mengatakan apa, menulis apa, terserah (logat Taiwan)! Saya tidak seberuntung itu.

Mahaguru orang yang sangat jujur dan sungguh-sungguh. Walaupun hingga sekarang, Gurudhara masih satu. Mengapa tidak 2, sebab sudah takut setengah mati, mana ada 2 lagi? Satu saja sudah kaget setengah mati, masih harus takut yang kedua, saya sudah tidak bernyawa lagi. Jadi, migrasi ke Amerika, memang ada alasannya. John Chen di sini, Tom Chen juga di sini, Bobby Chen tidak ada? Ketiga Chen ada di sini. Karena mereka sendiri punya usaha di Seattle, saya pun minta tolong mereka urus sebentar, dengan kata lain, ikut mereka ke Seattle. Bukan saya membawa mereka ke Seattle. Ini karena waktu itu saya senang, ikut mereka pergi, makanya terus di Seattle. Ini jodoh karma! Tidak ada alasan apa-apa. Karena Yaochi Jinmu berkata, "Anda pergi ke Seattle, Anda bisa menyeberangkan insan di seluruh dunia." (Hadirin tepuk tangan meriah) Ini pertanyaan pertama.

Sdri. Xu Yaqi bertanya lagi, karena saya pernah menulis artikel yang berjudul "Jika Saya Adalah Chen Shuibian", saya mengambil Abian untuk mewaspadai diri saya sendiri, yang paling tinggi pun tidak dapat apa-apa. Hidup manusia sangat tidak kekal. Ketidakkelakan adalah kebenaran Buddha. Ketidakkekalan, sama sekali tidak kekal, tidak abadi. Menjadi pemimpin sebuah negara, juga tidak abadi.

Kami keluarga Lu, banyak yang menjadi presiden. Anda lihat saja! Saya Lu Sheng-yen. Lu Taiyu, Lu Wuxuan, semua keluarga Lu yang menjadi presiden. Saya tahu Lu Wuxuan sudah meninggal dunia. Saya mengambilnya untuk mewaspadai saya, mewaspadai apa? Tidak kekal! Dunia ini tidak kekal, semua sedang berubah, sesungguhnya, semua tidak dapat apa-apa. Kalau saya Abian, (Mahaguru mengucapkan logat Taiwan) "Saya akan makan sangat kenyang tiap hari, saya akan menulis buku di sana tiap hari, saya akan melatih silat di sana tiap hari, saya akan melatih diri di sana tiap hari, saya akan menjalani hidup semacam bertapa di sana." (Hadirin tepuk tangan) Saya akan merasa, di sana saya tidak perlu bekerja, tidak perlu membabarkan Dharma, tidak perlu setiap hari menggambar Fu untuk siswa saya, tidak perlu setiap hari mengadakan konsultasi untuk siswa saya, saya masih bisa dengan tenang makan di sana, ada tempat tidur, seharusnya puas. Saya akan bermeditasi, melatih diri, dan melatih silat dengan gigih di kamar kecil itu, kelak jika suatu hari saya keluar, saya akan diselimuti aura kemujuran dan bersinar keemasan yang bergulung-gulung dahsyat. (Hadirin tepuk tangan) Demikian saya memotivasi diri saya. Saya bukan Abian yang sebenarnya! Namun, jika saya begitu, saya akan melatih diri sebaik-baiknya, bertapa sebaik-baiknya.

Ada sebuah pertanyaan lagi, akhir-akhir ini ada seorang bhiksu mangkat, ia menulis 4 baris sajak, ini bukan wasiat, ia meninggalkan sajak. Mahaguru anggap terlalu banyak, saya hanya satu kata "sip" sudah cukup. Apa alasannya? Saya merasa, seorang penekun Zen, ia sendiri akan meninggalkan dunia manusia, 4 tahun yang lalu ia sudah mempersiapkan sajak, sebenarnya tidak perlu. Perlukah mengerahkan begitu banyak usaha? Dipersiapkan 4 tahun yang lalu, artinya ia masih belum bisa merelakan dunia ini, Anda mau meninggalkan sebuah sajak untuk dibaca semua orang, ini adalah kesalahan pertama. Menurut saya, menulis sajak sesuka kita, ingin tulis ya tulis, tidak ingin tulis ya tidak tulis, mengapa harus meninggalkan sebuah sajak? Ini artinya di hati Anda ada dunia.

Di dalam Zen, tidak boleh hanya mengatakan di dalam hati ada dunia, di dalam hati harus ada dunia, di dalam hati juga harus tidak ada dunia, ini baru Zen. Jadi, saya kira, beberapa kalimat di awal lumayan, kalimat pertama "Tua di tengah kesibukan tiada masalah" kalimat ini bagus, "ada tangis dan tawa di dalam kekosongan" kalimat ini bagus, "pada dasarnya tiada aku", kalimat ini bagus, "hidup dan mati boleh dicampakkan" kalimat ini tidak bagus. "Pada dasarnya tiada aku", "tiada hidup dan mati yang boleh dicampakkan" kalimat ini sudah boleh. "Pada dasarnya tiada aku", Anda masih ada "hidup" dan "mati", masih mencampakkan apa? Ini tulisan Wen Tianxiang, bukan tulisan bhiksu ini. Ini jawaban saya.

Pertanyaan ketiga, Sdri. Yaqi tanya saya, "Di dalam kehidupan awam, apakah Anda seorang ayah yang baik? Suami yang baik? Seorang anak yang baik? Menurut Anda, mana yang terbaik yang Anda perankan?" Ayah saya di sini, apakah saya anak yang baik, ayah saya tahu. Saya tidak tahu. Ayah saya adalah ayah yang baik, saya bukan anak yang baik. Di depan putra-putri saya, saya bukan ayah yang baik. Mengapa? Sebab, mereka punya ibu yang baik, maka, tidak akan ada ayah yang baik. Saya juga bukan suami yang baik. Saya menikah pada usia 30 tahun, hari ini saya berusia 65 tahun, selama 35 tahun menikah, saya tidak pernah memberikannya sekuntum bunga pun pada hari kasih sayang; ulangtahunnya, saya tidak pernah memberikan satu kado pun, tidak ada. Saya bukan suami yang baik. Apa satu-satunya yang baik dalam diriku? Saya belajar Buddhadharma dengan baik. (Hadirin tepuk tangan) Hari ini, saya berikan Buddhadharma pada ayah dan ibu saya, hari ini saya berikan Buddhadharma pada Gurudhara, hari ini saya berikan Buddhadharma pada Foqing dan Foqi, inilah yang baik, selain itu bukan yang baik.

Ada satu pertanyaan, Sdri. Yaqi bertanya, "Selama bertapa, Mahaguru sempat jatuh sakit, Andalah orang yang paling memahami derita sakit, apakah Anda punya saran-saran untuk keluarga pasien?" Hari ini, saya beritahu Anda semua, saat saya jatuh sakit, sungguh sangat menderita, hal yang paling menderita dalam hidup adalah sakit. Sakit fisik, sakit mental, semuanya penyakit, cara satu-satunya adalah menyatu dengan sakit, pasrah. Jika Anda terserang penyakit mematikan, pasrahlah. Sebab, hanya dengan menyatu dengan sakit, di dalam sakit, memohon pemberkatan Buddha dan Bodhisattva, Mahaguru, dan Yidam, memohon pemberkatan Dharmapala, dengan serius mencapai keberhasilan di dalam Buddhadharma, terakhir, Anda baru dapat menyingkirkan penderitaan sakit. Jika Anda menyerah pada Mara penyakit, Anda pun tidak dapat bebas. Di saat bersamaan, saran-saran saya untuk seluruh pasien adalah pasien harus menyatu dengan sakit, Anda juga harus bahagia di dalam sakit. Anda harus belajar mengubah sakit menjadi bahagia. Sakit memang menderita, namun, Anda harus mengubah sakit menjadi bahagia. Sementara, keluarga pasien harus cermat, bahkan harus merawat pasien dengan teliti. Seluruh umat se-Dharma harus menjenguk dan menghibur pasien, sebab, Buddha Sakyamuni berkata, "Menjenguk orang sakit paling berpahala." Lotus Light Charity Society kita harus senantiasa merawat pasien, kelak "Sheng-yen Lu Foundation" harus senantiasa peduli pasien, senantiasa tidak lepas dari pasien. Pasien, Buddha dan Bodhisattva, dan kerabat harus menyatu dengan bahagia, dengan demikian baru dapat meringankan penderitaan sakitnya, bebas dari penderitaan sakit. Inilah yang mau saya sampaikan.

"Guru Anda pernah menyarankan Anda, setelah mencapai siddhi (keberhasilan), pilih antara bertapa atau segera parinirvana atau menjadi orang gila, mengapa Anda memilih yang terakhir?" Ini pertanyaan Sdri. Yaqi. Sebab, bertapa itu tidak menyeberangkan insan, "bertapa" masih harus keluar dari pertapaan, baru dapat menyeberangkan insan. Lalu, apakah Anda harus segera parinirvana? Parinirvana juga tidak dapat menyeberangkan insan. Demi menyeberangkan insan, seharusnya memilih menjadi "orang gila". Orang lain memaki "Sheng-yen Lu gila", bahasa Taiwan nya "khi-siao", sebenarnya, mana ada? Jika ada, juga tidak segila itu, kadang-kadang, pura-pura gila itu baik.

Ada sebuah cerita lucu tentang rumah sakit jiwa, kalian harusnya pernah dengar! Ada seorang kepala rumah sakit jiwa menjenguk seorang penderita sakit jiwa, penderita sakit jiwa itu beryanyi dalam posisi berbaring, bernyanyi dengan sangat bagus, sangat merdu, seperti penyanyi, bahkan satu kata pun tidak terlewatkan, kepala rumah sakit mengira pasien ini sudah hampir sembuh, tak lama kemudian, setelah bernyanyi beberapa tembang lagu, pasien ini membalikkan badannya dan lanjut bernyanyi dalam posisi tengkurap, tetap beryanyi dengan bagus. Kepala rumah sakit bertanya padanya, "Tadi Anda beryanyi dalam posisi berbaring, sekarang Anda beryanyi dalam posisi tengkurap, semua dinyanyikan dengan sangat bagus, mengapa sekarang Anda beryanyi dalam posisi tengkurap?" Ia menjawab, "Tadi yang dinyanyikan adalah side A, sekarang side B, jadi bernyanyi dalam posisi tengkurap." Kelak, saya juga akan belajar bernyanyi dalam posisi duduk, berdiri, berbaring, tengkurap, sebab, saya kaset 4 sisi. Banyak cerita lucu tentang penderita sakit jiwa. Sebenarnya saya juga tidak gila, namun, kadang-kadang, bicara suka asal-asalan, asal bicara, kalian asal dengar saja, kadang-kadang pura-pura gila.

Tahun lalu di Taiwan, setelah saya mengadakan upacara di Linkou Stadium, banyak orang melihat saya, mereka pun menyapa saya, "Mahaguru Lu, saya sedang menunggumu!" "Oh! Saya sangat gembira, bagaimana Anda mengenal saya?" "Saya melihat Anda di mingguan!" Melihat saya di mingguan, saya juga sangat gembira! Akhirnya Anda mengenal saya. Saya pergi ke bank, semua orang bank berdiri menyambut saya; saya pergi ke kantor pos, orang-orang di kantor pos juga berdiri menyambut saya; saya di jalanan, orang-orang berkata, "Andalah orangnya!" Saya sangat gembira. Orang lain tanya saya, "Benarkah?" "Benarkah begitu?" Saya pun berkata pada mereka, "Saya mana seberuntung itu?" Saya tidak seberuntung itu, saya sering mengatakan satu kalimat, "Saya tidak seberuntung itu!"

Oleh karena itu, saya berterima kasih, seharian saya berterima kasih. Mengapa? Sebab, begitu media menulis saya, saya sangat gembira, tidak menulis saya, saya sangat sedih. Tidak peduli mereka meliput yang baik, yang positif, atau yang negatif, kita sebagai umat Buddha, harus berterima kasih, paling tidak ia mengenal saya, bisa membeli buku yang diterbitkan Daden Culture untuk dibaca. (Hadirin tepuk tangan meriah) Suatu hari nanti, Anda yang ditunggu akan datang, suatu hari nanti akan bertemu, juga akan berjodoh, juga bisa menyeberangkan insan. Inilah manfaat media, tidak peduli yang positif, yang negatif, yang positif sih tidak ada! Yang negatif ada. Namun, yang positif juga ada, mengapa? Karena itu Enlightenment Magazine, True Buddha News, surat kabar kita, semua akan memuat yang positif. Yang negatif dimuat orang lain. Mana mungkin media bisa memuat berita positif saya? Saya mau tanya, siapa yang mengeluarkan uang? Pasti dibeli dengan uang. Sebab, dunia ini, tidak ada uang, apapun tidak jalan, orang sekarang, semuanya miskin hanya tinggal uang, uang memanipulasi orang.

Hari ini, jika Mahaguru Lu di dunia ini ada Lu Foqing, ada Lu Foqi, juga ada seorang Lu XX, saya pasti dimaki mati-matian. Media memuat habis-habisan, memaki sampai muka saya hitam. Namun, beda dengan orang kaya! Orang kaya, seumuran saya, lahir seorang anak, lahir lagi seorang anak, setiap hari berita kelahiran. Mengapa? Ada uang. Saya lihat, lebih baik saya terlahir kaya dalam kehidupan yang akan datang, boleh lahir beberapa anak, kehidupan sekarang sudah tidak bisa lagi, tidak ada prospek, benar tidak? Orang lain mengatakan "Janda melahirkan -- tidak ada prospek", benar tidak? Tidak ada prospek lagi. Lebih baik kaya. Tadi saya bicara apa, maaf, bicara gila.

Oh ya! Kita masih ada seorang Acarya Lianbao. Acarya Lianbao, mohon berdiri supaya kita semua tatap sebentar. (Hadirin tepuk tangan meriah), Acarya Lianbao, Anda umur berapa? Acarya Lianbao umur 64 tahun, ia juga melahirkan seorang anak! Apakah True Buddha News kita memuatnya? (Tidak.) Tidak! Oh! Putranya di sini. Ia sudah 64 tahun, melahirkan seorang putra, mengapa media tidak memuatnya? Mengapa Enlightenment Magazine kita tidak memuatnya? Kita juga punya seorang acarya yang mulia! Melahirkan seorang putra! Bahkan putranya ini adalah rinpoche, Buddha hidup. (Hadirin tepuk tangan meriah) Jika di antara kalian ada media, semoga kalian juga memuat Acarya Lianbao kita, umur 64 tahun, melahirkan seorang putra kesayangan.

Di sini, kita juga punya ksatria yang gagah berani -- Acarya Lianbao. Kita semua acarya bhiksu, jangan meniru! Beliau acarya upasaka, acarya bhiksu tidak boleh meniru loh! Tahu? Bhiksu/ni di bawah, semua tidak boleh meniru! Acarya Lianbao boleh, kita tidak boleh. Beliau lebih mulia daripada kita, hanya saja tidak ada media yang meliputnya. Hari ini, Acarya Lianbao kita, jika miskin hanya tinggal uang, media juga mau meliputnya, benar tidak?

Seseorang bertanya, H1N1, bagaimana menurut Anda? Saya katakan sekarang musim panas, paling bagus makan "liangban" (makanan dingin dan diberi saus), "liangban" H1N1. Kita siswa Zhenfo Zong tidak akan terjangkit. (Hadirin tepuk tangan meriah) Sebab, kita punya leluhur dewa wabah -- Yaochi Jinmu, itulah leluhur dewa wabah. Kalian periksa saja kitab Yaochi Jinmu, Yaochi Jinmu adalah leluhur dewa wabah lima penjuru paling kuno. Hanya Zhenfo Zong kita punya Yaochi Jinmu, dewa wabah tidak berani menyentuh saya, juga tidak berani menyentuh Anda semua. (Hadirin tepuk tangan meriah) Takut apa? Tidak perlu pakai masker, (Mahaguru tertawa) Penyakit flu musiman apapun yang datang, tidak perlu takut, kuman datang, tiup saja, takut apa?

Saya pergi ke Cambodia -- Kamboja, saya makan di sana, di bawah kedua kaki saya ada dua ekor kepinding sedang mengigit kaki saya, juga ada kutu anjing mengigit kaki saya, saya tangkap, taruh di atas pundak saya, saya taruh di atas kepala saya. Orang lain bertanya, "Ada apa ini? Kepinding dan kutu anjing menggigit Anda, Anda taruh kepinding dan kutu anjing di atas kepala dan di atas pundak." Sebab, saya taruh kepinding dan kutu anjing di atas pundak, mereka tidak dapat hidup di sana, tidak cocok dengan iklim di tempat baru, mereka akan mati. Takut apa? Kepinding dan kutu anjing tidak perlu dibebaskan, saya juga tidak ingin memencet mati mereka, hanya taruh mereka di atas pundak saya, tidak cocok dengan iklim di tempat baru, mereka pun mati. Tidak perlu takut, siswa Zhenfo Zong tidak perlu takut. (Hadirin tepuk tangan meriah) (Mahaguru bicara bahasa Taiwan) Jika benar-benar terjangkit bagaimana? Terjangkit juga tidak akan mati. (Hadirin tepuk tangan meriah) Di Taiwan ada "penanggulangan flu", takut apa? Lagipula tidak akan mematikan. Jika komunitas terjangkit flu skala besar bagaimana? Terjangkit ya terjangkit. Cepat japa Mantra Hati Yaochi Jinmu, memohon Beliau memberkati, kemudian, telepon ke 1922, jika terjangkit, Anda harus lapor. Tidak apa-apa! Tidak akan mematikan, jangan takut. Saya tidak boleh mengatakan saya tidak perlu takut, saya dengar, di atas umur 52 tahun ada kekebalan terhadap penyakit, jadi, saya tidak perlu takut. Di bawah umur 52 tahun, Anda harus lapor ke nomor telepon 1922, jangan takut, semua akan baik-baik saja, japa Mantra Hati Yaochi Jinmu, japa Mantra Peredam Bencana. (Hadirin tepuk tangan meriah)

Sebenarnya, dulu sekali, bukan dulu sekali juga, buku akhir-akhir ini tertulis, Sdri. Yaqi bertanya, "Dari awal sudah melihat dewa wabah turun." Saya tulis di buku, dua sosok dewa wabah turun, itu baru satu, sekarang baru keluar satu saja, masih ada satu lagi, tidak hanya satu ini saja, kelak masih ada satu lagi, kelak yang satu itu baru lihai. Tetap sama, Yaochi Jinmu paling lihai. (Hadirin tepuk tangan meriah) Baiklah! Terima kasih semuanya!

Oh! Sudah pukul 6.30. (Di bawah ini Mahaguru bicara bahasa Taiwan) Masih ada abhiseka, lelang, lelang diberikan untuk Enlightenment Magazine dan True Buddha News Taiwan, bukan Vancouver, jangan salah. Ada lagi diberikan pada Lotus Light Charity Society dan Lei Tsang Temple. Dua buah lelang, ada satu lagi, topi ini diberikan oleh pihak Malaysia, kemarin baru diberikan pada saya, baju ini juga, harus dipakai, tidak boleh tidak. Saya pun pakai! Saya lihat matahari, saya pun terperanjat, hampir mati kepanasan. Pagi ini saya katakan pada Mereka, "Mu-niang, Sang Buddha, Bodhisattva Ksitigarbha, jika hari ini kalian keluar matahari, habislah saya nanti." Di Cambodia, Myanmar, Thailand, saya berkeringat di luar, celana dalam juga basah. Kembali ke Taiwan, memangnya celana dalam harus basah juga? Saat prosesi penjemputan Mahaguru datang, sepanjang jalan saya komat kamit tidak berhenti, terus japa sampai melakukan homa, "Jika Kalian tidak menarik kembali matahari, jika awan tidak keluar menghalangi matahari, jika Kalian menjemur siswa saya, jika siswa-siswa saya pingsan, saya mau buat perhitungan pada Kalian." (Hadirin tepuk tangan meriah) Saya katakan pada kalian, saya pasti buat perhitungan pada Yaochi Jinmu, Sang Buddha, Bodhisattva Ksitigarbha, Yamantaka Dharmapala. Matahari mana boleh keluar dan menjemur siswa-siswa saya? Terjemur hingga pingsan? Terjemur hingga kulit kepala mengelupas? Matahari harus dihalangi. (Hadirin tepuk tangan meriah)

Tadi, Gurudhara berkata pada saya, saat simabandhana dengan tongkat vajra, "phiang" sebentar, awan pun menghalangi matahari. Begitu saya dengar, baguslah, tidak perlu mengomel lagi. (Hadirin tepuk tangan meriah) Tapi, tetap berterima kasih, ia memberikan saya topi dan baju ini. Walaupun masih berkeringat, Taiwan tetap pengap dan panas, namun, tetap berterima kasih atas mahkota Buddha dan rompi naga yang mereka berikan. Ia menulis sebuah gatha yang sangat panjang! Gatha juga tertulis dengan sangat baik, gatha apa itu? Bagaimana kalau seseorang di tengah gunung dan tidak bisa keluar? Hari ini saya menjawab Anda, supaya wawasan kita terbuka sebentar. Saya tidak masuk ke dalam pegunungan tersebut, mengapa saya harus keluar dari pengunungan tersebut? (Hadirin tepuk tangan) Jawaban yang benar adalah, "Saya tidak masuk, mengapa harus keluar? Saya memang di luar, saya tidak masuk ke pegunungan, mengapa harus keluar?" Ini jawaban yang benar-benar tepat, "Saya tidak masuk, mengapa harus keluar?" (Hadirin tepuk tangan meriah)

Saya masih ada 1 pertanyaan lagi, orang lain belum mampu menjawab, semua jawaban salah. Suatu hari, seekor anjing, sangat gagah perkasa, sangat strong, mengalahkan seluruh anjing, ia pun berubah jadi raja anjing, semua anjing pun kalah dengannya. Suatu hari, ia melihat seekor anjing tua, bulunya telah rontok, malas-malasan di sana, mengais-ngais, seluruh bulunya sudah rontok. Raja anjing ini melihatnya, lalu menantangnya, "Beranikah adu silat denganku?" Anjing tua berkata, "Sudahlah! Seluruh bulu saya sudah rontok, tubuh saya lemas, sudah tua, saya sungguh tidak sanggup lagi." Anjing tua itu bicara begitu. Raja anjing dengan angkuhnya berkata, "Saya sanggup, saya mau menantangmu." Anjing tua berkata, "Karena kau begitu memaksa, kita bertarung saja!" Anjing tua pun berdiri, keduanya bertarung. Sekali bertarung, wah! Raja anjing itu malah kalah. Ia berkata, "Mengapa kau begitu hebat?" Anjing tua itu berkata, "Sebelum bulu saya rontok, semua orang panggil saya "singa"." (Hadirin tepuk tangan meriah) Itu benar-benar singa, anjing tua itu singa. Pertanyaan saya adalah, "Kapan singa dan anjing setara?" Belum ada yang memberikan saya jawaban untuk pertanyaan ini, kalian cerahi baik-baik. Terima kasih semuanya! Om Mani Padme Hum.