CERAMAH DHARMARAJA LIAN SHENG
Memohon Bodhisattva Mahapratisara Memberikan Berkah dan Mengabulkan Harapan
Memperingati hari ultah padmasambava 26 agustus 2012
mantra panjang padmasambava :
om a hum bei zha gu lu bei ma siddhi hum sie.om ye shi zhuo zha mantrawa hum soha
Pertama-tama, kita sembah sujud pada guru silsilah Bhiksu Liaoming, Guru Sakya Dezhung, Gyalwa Karmapa XVI, Guru Thubten Dhargye, sembah sujud pada Triratna Mandala, Gurudhara, Para Acarya, Dharmacarya, Lama, Pandita Dharmaduta, Pandita Lokapalasraya, ketua vihara, para umat se-Dharma, dan tamu agung kita yang terhormat, selamat malam semuanya.
Nanti akan melakukan abhiseka Bodhisattva Mahapratisara pada Anda semua, Bodhisattva Mahapratisara tergolong sesosok yidam di dalam Arama Avalokitesvara Garbhadhatu. Mengapa Ia bernama Mahapratisara (maha-pengabul permohonan), dengan kata lain, Ia tergolong Bodhisattva yang mengabulkan permohonan. Tadinya, Buddhadharma mengatakan "tidak memohon apa-apa", Bodhisattva itu welas asih, tetap membiarkan insan dapat memohon, inilah ikrar welas asih yang paling agung dari Sang Bodhisattva, sehingga disebut "Mahapratisara".
Sebagian besar insan itu memiliki permohonan, yang memiliki permohonan lebih banyak daripada yang tidak. Seperti yang duduk di kanan kiri dan depan kita, semua adalah bhiksu/ni, bhiksu/ni zaman dulu tidak pernah memohon, tidak banyak hasrat, ia sendiri sudah puas dengan hidup di dunia ini. Bahkan ia mesti melakukan tapa keras, bukan untuk dilihat insan, namun, demi mengolah jasmani dan rohani, baru melakukan usaha tapa keras, mereka melakukan tapa keras bukan demi mencari popularitas dan keuntungan, merka benar-benar sedang menempah jiwa dan raga sendiri.
Manusia di dunia ini beda, semua memiliki permohonan, titik persamaan dan sifat dari setiap orang yang memiliki permohonan, sifat mereka adalah berharap. Oleh karena itu, Bodhisattva Mahapratisara berwelas asih pada insan di dunia ini, demi menunjukkan welas asih Bodhisattva, baru ada Bodhisattva Mahapratisara ini. Bodhisattva Mahapratisara memiliki 8 mudra, di dalam tatacara ada 8 mudra, kita harus menguasai kedelapan mudra ini, setelah Anda menguasai kedelapan mudra ini, Anda bentuk kedelapan mudra ini, japa mantranya, jika bisa kontak yoga, semua permohonan Anda akan terkabul.
Di sini ada sebuah cerita lucu tentang memiliki permohonan. Istri bertanya pada suami, "Pada zaman kamu masih kanak-kanak pasti punya banyak cita-cita, apakah terwujud sekarang?" Sang suami meraba-raba kepala botaknya dan berkata, "Ya. Saat kecil, ketika ibu menjambak rambut saya, saya berharap saya botak. Cita-cita ini juga sudah terwujud." Sang istri bertanya lagi, "Ada orang berkata, seseorang di dalam remang-remang kegelapan malam mudah melakukan hal-hal bodoh, menurutmu apakah masuk akal?" Sang suami menjawab, "Saya ingat saya melamarmu dalam remang-remang kegelapan malam." Ini juga memiliki permohonan.
Saat saya muda, saya juga memiliki permohonan. Saya berharap menjadi seorang penyair, inilah yang saya harapkan; saya berharap dapat naik pangkat, juga berharap; saya berharap kelak menjadi konglomerat, punya rumah, punya mobil, punya anak, istri yang cantik, ini juga berharap, kita umat Buddha, saat berharap, kita harus tahu, kita mesti mengikuti takdir kita sendiri, jangan memperebutkan kekayaan. Di dunia ini banyak orang memperebutkan kekayaan, memperebutkan kekayaan adalah karma buruk. Anda berharap, bekerja keras dan tekun menuruti takdir, ini merupakan karma baik; Anda memaksakan kehendak, ini merupakan karma buruk. Anda mengambil apa yang merupakan milik Anda, disebut karma baik; Anda mengambil apa yang bukan milik Anda, disebut karma buruk. Jadi, di sinilah perbedaan karma baik dan karma buruk.
Yang hari ini kita gelar boleh dikatakan adalah sebuah malam amal. Yang terpenting adalah kita harus tahu diri, dapat membedakan baik dan buruk, dapat membedakan apa yang baik, apa yang buruk. Manusia menjadi terhormat karena tahu diri, kita tahu apa yang kita miliki, jika kita dapatkan dengan wajar, disebut "baik"; kita mendapatkan dengan memaksakan kehendak, disebut "buruk". Jadi, banyak hal, kita jangan terlalu memaksa orang lain.
Mahaguru sekarang sudah tahu apa itu orang jujur, ini juga tahu diri! Kita melatih diri juga harus jujur, yakni melatih diri dengan stabil, tekun setiap hari, ini tergolong jujur. Seperti saya setiap hari menulis buku, setiap hari satu artikel, setiap hari satu lukisan, setiap hari melatih diri, bermeditasi, kita praktekkan, berarti Anda jujur. Jika hari ini Anda malas, Anda pun menjadi tidak jujur, ada sebagian sadhaka sangat malas, tidak cukup tekun.
Kita harus tekun, harus bersemangat, harus gigih. Apa yang tidak Mahaguru Lu miliki, gigih number one! Saya melatih diri 40 tahun, sampai hari ini, sekalipun sangat lelah, membabarkan Dharma ke bagian timur, saya mengalami jetlag, namun, setiap pagi saya di HOTEL, saya pasti bersadhana, di pesawat, saya juga bersadhana; naik mobil juga bersadhana; tinggal di HOTEL juga bersadhana. Sewaktu saya bersadhana, Gurudhara masuk, Beliau juga melihat saya sedang bersadhana. Begitu Beliau melihat saya sedang bersadhana, buru-buru keluar. Karena, saat saya bersadhana, terakhir harus meditasi, harus sangat tenang. Jika kita bisa tenang, berarti sedang melatih diri. Sadhaka ada satu hal yang harus dilakukan, hati Anda harus tenang dan tenteram, itulah sebuah usaha melatih diri, paling tidak Anda telah menaklukkan kemarahan, di mana pun, berdua, sendiri, ataupun berkumpul bersama, hati akhirnya tenang dan tenteram, ini juga tidak mudah!
Jika Anda sudah tidak mengharapkan apa-apa lagi, kerisauan Anda akan berkurang, prana Anda akan tenang, hati Anda juga akan tenteram, saat ini disebut baik; hati Anda tidak tenteram, prana tidak tenang, bagi seorang sadhaka adalah buruk. Oleh karena itu, Mahaguru berikrar, saya tidak menuntut siapapun. Saat Anda menuntut orang lain, prana dan hati Anda pasti tidak tenteram, Anda menuntut orang lain, orang yang dituntut akan menderita, Anda menyusahkan orang lain. Kita sadhaka justru membahagiakan orang lain, membebaskan orang lain dari penderitaan. Terus-menerus melakukannya dengan sangat bahagia, bahkan demi insan, merelakan segala yang kita miliki, ini barulah Bodhisattva.
Jadi, hari ini bukan tidak ada orang mengritik Mahaguru Lu, juga bukan tidak ada orang memaki Mahaguru Lu. Baik mengritik ataupun memaki, saya tetap Mahaguru Lu, tidak goyah. Memaki semakin keras, saya semakin senang. Mengapa senang, karena Anda adalah penolong saya, membantu saya melewati rintangan bersabar, saya mencapai satu tingkatan disebut "anutpattika-dharma-ksanti". Jadi, di sini Mahaguru katakan pada Anda semua, silahkan mengritik, semua yang mengritik adalah penolong saya, karena rintangan yang mereka buat supaya saya melewatinya, agar saya dapat bersabar, semua adalah penolong, Anda semua bisa atau tidak?
Bagi saya, tidak ada hal yang menakutkan, yang satu ini, kalian harus pelajari, tidak ada yang menakutkan. Sepanjang hidup saya, ke mana pun saya pergi, terang-terangan, saya tidak menyembunyikan masalah pribadi saya, saya terbuka, hal apapun saya utarakan. Sepanjang hidup saya, banyak hal saya bisa tuliskan dalam buku, diutarakan secara terbuka, semua terang-terangan, tidak ada yang hal yang ditakuti, orang-orang mengatakan, hingga hari ini saya tidak pernah masuk ke kantor polisi, karena tidak pernah konflik dengan orang lain; saya tidak pernah pergi ke pengadilan, walaupun dituntut, banyak tuntutan, saya juga pernah dituntut, namun, saya tidak pernah masuk ke pengadilan, karena tidak cukup bukti. Saya juga tidak pernah masuk ke penjara, namun, jika saya masuk penjara, apa yang saya rasakan, apakah saya akan merasa disalahkan? Tidak! Kebetulan saya bisa bertapa dan melatih diri.
Hari ini, apapun komentar orang lain terhadap diri saya, semuanya baik; apapun kritikan orang lain terhadap diri saya, semua baik; sekalipun saya divonis, dihukum, juga baik. "Namo Buddhaya!" Hari ini yang kita sampaikan adalah sosial, kebajikan. Sebagai sadhaka, lingkungan apapun yang kita alami, semua baik, semua bagus. Saya ceritakan pada Anda semua sebuah kejadian yang menakutkan, telepon di kantor polisi berdering, seorang polisi mengangkat telepon, belum sempat mengucapkan "hallo", terdengar di ujung telepon teriakan, "Tolong!" Polisi menghiburnya, "Nona, jangan panik, bicaralah pelan-pelan, apa yang terjadi." Si Penelepon berkata, "Ada seekor kucing masuk dari jendela, cepat tolong saya!" Polisi berkata, "Kucing itu tidak menakutkan, apa yang ditakutkan dari kucing?" Si Penelepon berkata, "Kucing sangat menakutkan, cepat tolong saya!" Polisi tak berdaya dan berkata, "Nona! Kucing benar-benar tidak menakutkan, siapa Anda?" Si Penelepon berkata, "Saya adalah beo." Beo takut kucing, tikus juga takut.
Bicara tentang kucing, saya teringat dengan sebuah cerita lucu yang saya ketahui, ada seekor tikus bawa beberapa ekor anak tikus keluar dari sarangnya, akhirnya muncullah seekor kucing, anak tikus ketakutan. Ibu tikus berkata pada anak tikus, "Jangan takut! Jangan takut!" Ibu tikus pun mengeluarkan suara anjing "Guk Guk", kucing pun lari begitu mendengarnya. Ibu tikus berkata, "Bahasa kedua sangat penting." Ilmu ini belum saya kuasai, ini salah saya. Tadi, putri saya, presiden Sheng-yen Lu Foundation, Fo-ching Lu, Bahasa Inggrisnya sangat bagus. Dulu, saat saya kuliah, tidak jujur, menyontek saat ujian Bahasa Inggris, makanya, sekarang bahasa kedua saya Bahasa Inggris selalu jelek, ini salah saya, ini tidak baik, menyontek saat ujian tidak baik.
Pangan, sandang, papan, transportasi masih berkenan, pidato Bahasa Inggris saya justru tidak berkenan. Saya bicara Bahasa Kanton, hanya bisa mengucapkan "Apa kabar! Apa kabar semuanya! Enak!" Ilmu ini disebut apa, di dalam Agama Buddha disebut "sabda", yaitu speech, Anda bisa tahu banyak.
Buddha mengajari kita japa satu mantra "Om A Hum. Bié zhà. Gǔ lǔ bei mǎ xīdi. Hōm. Xiē. Om. Yí xǐ cuò jiā. Màn dá lā wá. Suō hā.", ini adalah mantra Padmasambhava yang saya tambahkan. Mengapa harus menambahkan mantra ini, karena Padmasambhava sangat baik terhadap kedua pendamping spiritualnya, asalkan kita memanggil "Yeshe Tsogyal", "Mandarava", Padmasambhava mengatakan "very good". "You are nice Master Lu". Ini adalah "sabda"! Ilmu suara.
Hari ini Anda japa mantra, Mantra Bodhisattva Mahapratisara, "Om. Maha. Jiladi. Saluo. Suoha." "Maha" berarti besar. Kita harus baca mantra Bodhisattva Mahapratisara sebanyak 108 kali, bentuk 8 jenis mudra, kemudian Anda harus ingat, saat mudra terakhir, harus gosok 3 kali, kemudian dibalik dan tepuk tangan, lalu kembali lagi.
Mahaguru mengajarkan Anda semua Sadhana Bodhisattva Mahapratisara, semoga Anda dapat memohon sekehendak hati Anda harapan Anda semua dapat terkabulkan; setelah harapan terkabulkan, langkah selanjutnya mencapai "tidak berharap", terakhir "tidak berharap", Anda pun akan mencapai kebuddhaan, pelatihan diri Anda akan berhasil. Kita melatih diri, yang terpenting adalah tiga titik berat dalam Tantra, pertama adalah niat meninggalkan keduniawian, kedua adalah Bodhicitta, ketiga adalah pandangan benar Madhyamika. Di antaranya, Bodhicitta adalah sosial, Anda harus menjalani jalan sejati Anda, jangan menyimpang, yang menyimpang, maka menjadi jalan sesat. Semoga kita dapat mempertahankan Bodhicitta kita, yang kita jalani adalah jalan sejati, hasrat berkurang, makin lama makin berurang, hingga tidak berharap. Kemudian tidak mengharapkan apa-apa, pertama-tama adalah berharap, itulah welas asih seorang Bodhisattva, Ia memberikan kebajikan yang sangat besar untuk insan, kekuatan yang sangat besar, karena harapan kita telah dikabulkan, begitu sampai pada tahap melatih diri, hasrat kita bisa berkurang, dapat memperoleh kebahagiaan sejati, saat tidak berharap, dengan sendirinya kita bisa mendapatkan apapun. Yang terpenting, semoga kita dapat terlahir di Mahapadminiloka, ke Sukhavatiloka Barat.
Malam ini di sini saya mau berterima kasih pada True Buddha Diamond Temple of New York atas pengaturannya, juga seluruh vihara cabang dan relawan mereka di kawasan Amerika Timur; juga mereka dapat membuat kita semua berkumpul di tempat sebagus ini, dapat memperoleh pemberkatan dari Buddha dan Bodhisattva, abhiseka Bodhisattva Mahapratisara, umat kawasan Amerika Tengah juga jarang-jarang berkumpul bersama, Mahaguru sangat senang melihat kalian semua. Semoga setelah kita memperoleh abhiseka Bodhisattva Mahapratisara, keluarga bisa rukun dan harmonis, semua karma penyakit, penyakit yang sangat serius dapat diringankan, penyakit yang sangat ringan di bawah abhiseka Bodhisattva Mahapratisara dapat disembuhkan, leluhur kalian di bawah pemberkatan Bodhisattva Mahapratisara, dapat terlahir di alam suci. Jika sekarang kita ada bencana, ada kasus pengadilan, semoga dapat terselesaikan dengan sempurna, jika hati Anda bahagia, hati Mahaguru juga ikut bahagia.
Hari ini saya datang ke sini memberikan abhiseka Bodhisattva Mahapratisara pada Anda semua, semoga yang kalian mohon dalam hati, semua terkabul, semoga Bodhisattva Mahapratisara mendengarkan suara permohonan kita, agar kita murid Zhenfo Zong, dapat menyingkirkan kesulitan dan bencana yang menimpa kita, semua sirna. Kita memohon Bodhisattva Mahapratisara, semoga Ia dapat memberkati kita, agar semua permohonan kita terkabul. "Om. Maha. Jiladi. Saluo. Suoha." Saya bentuk 8 mudra Mahapratisara dan perlihatkan pada kalian, ada lagi mantra-Nya, agar permohonan kalian terkabulkan, malam ini terima kasih semuanya. Om Mani Padme Hum.
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
0 komentar:
Posting Komentar