Obyek Pemujaan Agama Buddha Mahayana

Obyek Pemujaan Agama Buddha Mahayana berupa :

Ruphang atau Pratima Buddha

vNamo Shakyamuni Buddha

vNamo Amitabha Buddha

(Amitayus Buddha atau Amrta/Raja Buddha)

vNamo Bhaisajyaguru Buddha

(Namo Bhaisajyaguru Vaidurya Prabhasa Tathagata)

vSapta Tathagata :

?Prabhutaratna Tathagata,

?Ratnaketu Tathagata (Ratna Sambhaya Buddha),

?Surupakaya Tathagata (Aksobhya Buddha),

?Vipulakaya Tathagata (Vairocana Buddha),

?Abhayamkara Tathagata (Shakyamuni Buddha),

?Amra (Raja) Tathagata (Amitabha Buddha),

?Amitabha Tathagata.

vPanca Dhyani Buddha;

?Vairocana Buddha (di Tengah),

?Aksobhya Buddha (di Timur),

?Ratnasambhava Buddha (di Selatan),

?Amitabha Buddha (di Barat),

?Amoghasiddhi buddha (di Utara).

vMasih banyak lagi para Buddha lainnya, mulai dari Dipankara Buddha dan sampai ada Seribu Buddha di dalam Seribu Buddha Sutra, juga Delapan Puluh Delapan buddha Sutra.

Ruphang atau Pratima Bodhisattva

vNamo Avalokiteshvara Bodhisattva Mahasattva, (ada 84 bentuk rupa yang berbeda sebagai penjelmaan dari Avalokiteshvara Bodhisattva, sebagaimana dalam Maha Karuna Dharani.

?Namo Sahasrabhuja Sahasranetra Avalokiteshvara Bodhisattva

(Namo Avalokiteshvara Bodhisattva bertangan seribu dan bermata seribu),

?Ekadasamukha Avalokiteshvara Bodhisattva

(Namo Avalokiteshvara Bodhisattva bermuka sebelas)

?Candi, cundi, maha Cundi, Cunda, Saptakotibuddhamatr

(Penjelmaan Namo Avalokiteshvara Bodhisattva, berwujud wanita, bermata tiga dan berlengan delapan belas. Dua tangan yang di tengah membentuk mudra).

?Cintamanicakra Avalokiteshvara Bodhisattva

(sebuah tangan-Nya memegang Cintamani yang bermakna berprasetia memenuhi segala permohonan atau doa para makhluk, dan sebuah tangan lain memegang cakra yang berarti memutar roda Dharma).

?Avalokiteshvara berlengan empat

(Sebuah tangan memegang bunga teratai, sebuah tangan lain memegang aksamala atau tasbe, berwujud wanita. Mantra Beliau yang terkenal ialah Om Mani Padme Hum).

?Pandaravasini Avalokiteshvara Bodhisattva

(Avalokiteshvara Bodhisattva berjubah putih; Putih bermakna Bodhicitta yang suci bersih; Beliau berada di atas bunga teratai putih, tangan kiri-Nya memegang bunga teratai yang sudah mekar).

vNamo Manjusri Bodhisattva Mahasattva,

vNamo samantabhadra Bodhisattva Mahasattva / Visvabhadra Bodhisattva Mahasattva,

vNamo Ksitigarbha Bodhisattva Mahasattva,

vNamo Maitreya Bodhisattva Mahasattva,

vNamo Mahasthamaprapta Bodhisattva Mahasattva / Mahasthama Bodhisattva,

vNamo Akasagarbha Bodhisattva (Gaganagarbha Bodhisattva),

vNamo Arya Tara Bodhisattva,

vNamo Sitatapatra Buddhamatr,

vNamo Vajra Bodhisattva (ada 34 Bodhisattva)

Masih banyak lagi nama para Bodhisattva Mahasattva sebagaimana terdapat dalam Sutra-Sutra Agama Buddha Mahayana. Terdapat delapan Bodhisattva Mahasattva yang biasa dipuja oleh umat Mahayana, yang merupakan Arya Sangha dari Agama Buddha Mahayana, mereka berdiam di Akanista-Loka (di antara rupa-loka dan Arupa-Loka), mereka itu adalah :

vAvalokiteshvara Bodhisattva,

vManjushri bodhisattva,

vSamantabhadra Bodhisattva,

vKsitigarbha Bodhisattva,

vVajrapani Bodhisattva,

vNivaranaviskambhin Bodhisattva,

vGaganagarbha Bodhisattva,

vMaitreya Bodhisattva.

Berhubungan dengan cara ini merupakan satu-satunya doktrin Trinitas sebagai esoterik (Tri-Kaya), dan cara yang lain ialah sebagai eksoterik (Tri-Ratna), mereka ini saling langsung bersesuaian di antara Trinitas ini Tri-Ratna dan Tri-Kaya. Umat Buddha Mahayana akan lebih memahami dengan menghubungkan doktrin Dasa-Bhumi dan Tri-Loka.

Arhat atau Arhan : ada delapan belas Arhat atau Arhan.

1. Pindolabharadvaja,
2. Kanakavatsa,
3. Kanakabharadvaja,
4. Supinda,
5. Nakula (Vakula Nakula)
6. Bhadra (Tamra Bhadra),
7. Karika,
8. Vajraputra,
9. Supaka,
10. Panthaka,
11. Rahula,
12. Nagasena
13. Ingata (Anginda),
14. Vanavasi,
15. Ajita,
16. Cudapanthakka (Suddhipanthaka),
17. Nandimitra (Nandimitra Subhinda),
18. Pindola (Mahakasyapa).

Terdapat lima ratus Arhat atau Arhan, dan juga ada seribu dua ratus lima puluh Arhat atau Arhan.

8 Kelompok Dewa dan Naga atau Mahkluk Agung (Para Dewa Pelindung Dharma; Para Dewa Dharmapala);

1. Deva,
2. Naga,
3. Yaksa,
4. Gandharva,
5. Asura,
6. Garuda,
7. Kinnara,
8. Mahoraga.

Catatan : Kalimat "8 kelompok Dewa, Naga, dan manusia bukan manusia" dan "8 kelompok Dewa dan Naga, manusia serta bukan manusia" banyak terdapat pada Saddharma Pundarika Sutra, dalam bahasa Indonesia, diterbitkan oleh Departemen Agama RI tahun 1978. Avalokiteshvara Bodhisattva Samanta Mukha Varga kutipan dari Saddharma Pundarika Sutra oleh Kumarajiva tahun 384, ada dinyatakan terdapat 84.000 jenis makhluk hadir mendengarkan Buddha Shakyamuni.

Catur-Maharaja (Empat Raja Dewa ; adalah Panglima wilayah luar Alam Dewa Indra dan di sebut Lokapala atau Pelindung Alam Dunia, masing-masing Dewa melindungi satu Dvipa atau dunia).

1.Dhrtarastra : Pelindung benua Timur (Purva-Videha).

Warna putih. Panglima dengan anak buahnya terdiri dari Gandharva dan Pisacah.

2.Virudhaka : Pelindung benua Selatan (Jambudvipa).

Warna biru. Panglima yang anak buahnya terdiri dari Kumbhanda dan Preta.

3.Virupaksa : Pelindung benua Barat (Apara-Godanya).

Warna merah. Panglima yang anak buahnya terdiri dari Naga dan Putana.

4.Vaisravana : (Dhanada), disebut pula Kuvera atau Kubera. Pelindung benua Utara (Kuru). Warna Kuning. Dewa Rejeki. Panglima yang anak buahnya terdiri dari Yaksa dan Raksasa.

Dewa Skandha ; Senapati Dewa Skanda/Skandha (Dewa Dharmapala).

Dewa Sangharamapala

1.Tubuh dan mukanya berwarna hitam, wajahnya seram menakutkan, tangan kanan mengancungkan gada berduri dan tangan kirinya memegang ular. Ada yang tubuh dan wajahnya dicat dengan warna kuning emas atau dilapisi lertas kuning emas yang tipis, dengan maksud mengurangi keseraman wajahnya.

2.Kuan Se Tie Kun (Hok Mo Tay Tee-Kuan Se Tie Kun-Tay Pie Tay Guan-Tay Sin Tay Cu-Cin Guan Hian Hien Ciau Beng Ie Han Tay Thian Cun). Dewa Pelindung Dharma

3.Dan Dewa-Dewa lainnya.

Vimsati Deva (ada 20 Dewa)

Caturvimsati Deva (ada 24 Dewa)

Dvadasa Deva (Sekte Mantrayana; Sekte Shingon; ada 12 Deva)

Vimsati Vajradeva ( 20 Vajra Deva)

Vidya Raja (lebih dari 10 Raja)

Jambhala (Dewa Rejeki)

Mahakala (Bermata tiga bertangan empat)

Danda Mahakala

Dakini

Mahasri atau Sri Maha Devi (Dewi Keberuntungan)

Vajrapani atau Vajradhara

Heruka

Kumaraka Deva

Nata (Putra Sulung Vaisravana)

Nirvisi

Atri

Kurukula

Uma

Vajrakirna

Guhya Samaya

Cakra Samvara

Nava Kumara Aryamatr atau Deva Puspa dan Devi Puspa.

Bhumya Deva atau Bhumya Devata (Dewa Bumi)

Dalam Sutra-sutra Mahayana, yaitu : Ksitigarbha Bodhisattva Purva Pranidhana Sutra, Buddhavacana Maitreya Bodhisattva Abhisambuddha Sutra, Maha Karuna Dharani Sutra, disebutkan bahwa banyak Dewa, Naga dan Setan yang hadir mendengarkan Khotbah Shakyamuni Buddha tentang Sutra-Sutra tersebut, antara lain :

Dewa Samudra, Dewa Sungai,

Dewa Bumi, Dewa Padi-padian,

Dewa Siang Hari, Dewa Malam Hari,

Dewa Tumbuh-tumbuhan, Dewa Tumbuh-tumbuhan Obat,

Dewa R umah, Dewa Istana,

Dewa Kota, Dewa Air,

Dewa Api, Dewa Tanah,

Dewa Angin, Dewa Batu,

Raja Setan Kejahatan, Raja Setan Pertengkaran,

Raja Setan Berhati Kasih Sayang Raja Setan Macan Darah,

Raja Setan Yang Memiliki Rejeki dan Bahagia, Raja Pengurus Nyawa,

Raja Setan Macan Putih, dan sebagainya

Keterangan : Di antara Raja Setan itu sebenarnya bukan setan, melainkan makhluk mulia yang memperlihatkan diri atau menjelma sebagai Raja Setan.

Banyak Preta atau Setan yang 'berhasil' atau bahagia pada hakekatnya adalah Yaksa atau Maharddhika. Raja Setan pada hakekatnya adalah Raja Yaksa.

Raja Naga (ada 8 Raja Naga)

Dasa Raksasi (10 Raksasa Perempuan)

Dvadasa Mahayaksa Senapatyah ( 12 Senopati Yaksa)

Setiap Senopati Yaksa mempunyai 7.000 Yaksa sebagai anak buahnya. 12 Senopati Yaksa ini menjadi 'Pelindung Dharma', sebagaimana dijelaskan dalam Bhaisajyaguru Vaiduryaprabhasa Tathagata Purva Pranidhana Sutra. Beliau mengucapkan 12 Nalar Besar. Bagi siapa saja yang menyebut nama Beliau Bhaisajyaguru Vaiduryaprabhasa Tathagata,orang yang menghormati dan memberi puja kepadaNya, orang yang membaca Sutra tersebut atau membaca Mantra-Nya akan dikabulkan oleh mereka.

12 Senopati Yaksa adalah :

- Kumbhira, - Vajra,

- Mihara, - Andira,

- Anila, - Sandila,

- Indra, - Pajra,

- Mahoraga, - Kinnara,

- Catura, - Vikarala,

Dewa-dewa lainnya dan makhluk lain (Amanusya; Manusyamanusya) yang mulia.

Pratima-pratima lain (manusya)

-Nagarjuna : Orang India, yang hidup pada pertengahan abad ke-2. Pendiri Sekte Madhyamaka Agama Buddha Mahayana. Beliau disebut-sebut juga sebagai The Second Founder of Buddhism. Filsafat Agama Buddha yang dirintis oleh Nagarjuna merupakan pusat doktrin Sunyata dari semua konsep empiris, seperti Dharma, atau unsur pokok yang terakhir mengenai eksistensi, ditegaskan di dalam Abhidharma. Nagarjuna dengan ajaran Prajnaparamita yang begitu mendalam. Beliau dianggap salah satu genius spiritual terbesar dan pemikir yang paling brillian di dunia yang pernah ada.

-Bodhidharma Dhyana Acarya : Orang India, Patriarch ke-28 dari Sekte Dhyana di India, dan merupakan Patriarch ke-1 serta pendiri Sekte Dhyana di Tiongkok (Ad 520), semula bernama Bodhitara.

-Hsuan-Tsang atau Hsuan Chuang (Master of Tripitaka; Guru Buddha Dharma): Seorang Bhiksu Tionghoa yang pergi ke India belajar Agama Buddha, dan kembali ke Tiongkok dengan membawa pulang 657 buah kitab suci. Beliau menterjemahkannya ke dalam bahasa Mandarin sebanyak 75 kitab suci dalam jumlah 1350 jilid.

-Hui Neng : Patriarch ke-6 dari Sekte Ch'an atau Zen Buddhism.

-Kuang Kong atau Kuan Se Tie Kun (Dewa Pelindung Sangharama) Nama kebesarannya adalah " Hok Mo Tay Tee-Kuan Se Tie Kun-Tay Pie Tay Guan-Tay Sin Tay Cu-Cin Guan Hian Hien Ciau Beng Ie Han Tay Thian Cun".

Beliau lahir tahun 162 M. (tanggal 13 bulan 1, Lunar) dan Wafat tahun 219 M. (tanggal 24 bulan 6, Lunar). Selama hidupnya Beliau dikenal memiliki sifat setia, jujur, adil, bijaksana, ingat budi, dan toleransi. Dikisahkan beliau setelah gugur, arwahnya muncul di hadapan seorang Maha Bhiksu memohon diajarkan Buddha-Dharma. Juga dikisahkan bahwa arwah beliau muncul di hadapan Maha Bhiksu Chih-I (538-597) Guru Besar Sekte Tien Tai untuk menerima Trisarana dan Sila, dan Buddha Dharma. Beliau berjanji untuk melindungi Buddha Dharma dan melindungi umat Buddha yang saleh. Banyak Sangharama menghormatinya sebagai Sangharamapala (Dewa Pelindung Sangharama; Dewa Pelindung Dharma).

-Para Patriarch, Guru Buddha Dharma, Orang Suci atau Mulia lainnya yang beragama Buddha atau yang ada hubungannya dengan Agama Buddha, mereka setelah meninggal dipuja dan dihormati. Seperti antara lain : Phuh An; Chan Khui Cu Se.

(Sebagian di kutip, untuk penjelasan lebih lanjut diharapkan membaca buku Kriteria Rumah Ibadah Umat Buddha Mahayana Indonesia diterbitkan oleh Sangha Mahayana Indonesia dan Majelis Agama Buddha Mahayana Indonesia, Cetakan I-April 1991.; Saddharma Pundarika Sutra, Ksitigarbha Bodhisattva Purva Pranidhana Sutra; Buddhavacana Maitreya Bodhisattva Abhisambuddha Sutra; Maha Karuna Dharani Sutra; Amitabha Sutra; Bhaisajyaguru Vaiduryaprabhasa Tathagata Purva Pranidhana Sutra).